Indonesiainside.id, Jakarta – Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, memberikan pandangannya mengenai pertemuan elite politik Partai NasDem dan PKS, baru-baru ini. Dia melihat kedua partai sedang menunjukkan kedewasaan berpolitik meski berada pada kutub politik yang berbeda.
“Pertemuan elite politik semacam ini juga sangat dibutuhkan untuk meredakan ketegangan di tingkat akar rumput (grass root) sebagai akibat residu politik dari kontestasi elektoral yang berlangsung sengit,” ungkap Pangi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (1/11).
Meski berbeda poros politik, kata dia, kedua parpol itu harus diberikan acungan jempol karena publik juga harus membangun sikap sportif dalam politik. Masyarakat menurutnya harus mengetahui mana waktu yang tepat saat berkompetisi, dan mana waktu yang tepat saat harus bersatu.
“Tradisi ini sudah dicontohkan Prabowo-Jokowi, harus siap menerima hasil pemilu. Oleh karena itu, tradisi sportivitas sangat dibutuhkan. Kalau ingin bergabung atau beroposisi itu sah-sah saja, tapi jangan bikin rusuh,” ujar Pangi.
Menurut dia, para elite politik tidak boleh lelah untuk terus mengedukasi masyarakat. Dalam perspektif ini, Pangi juga menjelaskan, pertemuan elite politik justru menjadi hal lumrah dan wajar. Masyarakat tidak boleh memaknai hal itu sebagai upaya membentuk poros kekuatan politik baru untuk kepentingan politik jangka pendek.
“NasDem dan PKS telah menunjukkan kedewasaan berpolitik. Sudah semestinaya inisiatif NasDem ini menjadi contoh virus positif untuk elite politik lainnya untuk tetap membangun silaturahmi kebangsaan untuk menjamin keadaban berpolitik di negeri ini,” kata dia.
Pangi juga beropini untuk tidak menjadikan silaturahmi antar parpol sebagai sebuah ideologi partai. Dia menganggap, ideologi partai telah memudar hampir di semua partai politik. Dia meyakini, tidak ada satu pun partai yang punya ideologi, sehingga tidak ada alasan bagi partai untuk menutup diri berkomunikasi dengan partai mana pun. (AIJ)