Indonesiainside.id, Jakarta – Pengamat politik dan filsafat UI, Rocky Gerung, mengkritik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait kesejahteraan guru. Pemerintah membuat tagline Guru Penggerak Indonesia Maju, tapi jadi ironis karena kesejahteraan mereka tidak diperhatikan.
“Orang menderita disuruh menggerakkan jadi ada semacam jarak antara slogan pemerintah dan faktanya,” kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/11).
Dia menganggap peringatan Hari Guru sekaligus untuk menandai kegagalan pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal itu bisa dilihat dari banyak persoalan yang menimpa para aktivis pendidikan di Indonesia. Misalnya, persoalan guru honorer, kompetensi, maupun gaji.
“Tapi intinya satu bahwa pemerintah tidak bisa kasih signal harapan kepada publik, sehingga guru bergairah menempuh profesi itu,” ujarnya. Menurut dia, persoalan itu menjadi tanggungjawab berat Mendikbud Nadiem Makarim.
Rocky lalu mengusulkan tidak hanya sekolah yang dibuatkan kurikulum, tapi juga partai politik. Partai politik yang tidak memiliki kurikulum pemberantasan korupsi akan membuat nasib guru itu makin papah.
“Karena hak guru untuk sejahtera dikorupsi oleh partai politik, menteri pemdidikan mesti bikin kurikulum pemdidikan etis di parpol, ini satu paket bukan sekedar revolusi mental tp revolusi peradaban,” kata dia.(EP)