Indonesiainside.id, Jakarta – Kementerian BUMN berharap bantuan politik DPR untuk menyelesaikan kasus di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Bantuan itu sangat diperlukan terutama pengembalian dana kepada para nasabah.
“Kami harapkan betul DPR mendukung kami. Secara politik DPR kami harapkan mendukung kami secara politik supaya kementerian BUMN dan Jiwasraya itu bisa mendapatkan uang, uang cash supaya bisa mengembalikan dana-dana nasabah,” kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (15/1).
Dalam kasus ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) menemukan indikasi tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi Jiwasraya. Perusahaan plat merah itu disebut-sebut berpotensi merugikan keuangan negara Rp13,6 triliun per Agustus 2019.
“Jadi dukungan DPR kami harapkan betul, dorongan mereka kami harapkan betul,” ujar Arya.
Arya tak mempersalahkan jika DPR membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengusut kasus tersebut. Ia berharap pansus bisa mempercepat proses penyelesaian kasus Jiwasraya itu.
“Kalau pansus atau panja kami serahkan kepada DPE mana mekanisme terbaik, mana mekanisme yang dirasakan bisa mempercepat proses yang ada itu yang diambil dari DPR,” tutur dia.
Salah satu korban Jiwasraya, Puspita (65), meminta pemerintah segera membayar polis asuransi nasabah Jiwasraya. Dia meminta pemerintah lebih baik fokus mengembalikan uang korban daripada berdebat soal pansus-panja DPR.
“Memprioritaskan perjuangan pertama adalah membayar kembali polis polis kita. Karena ini sudah satu setengah tahun, dan kita menunggu dan menunggu tanpa menerima apapun juga,” kata Puspita saat ditemui di Gedung DPR, hari in.
Admin Forum Korban Jiwasraya itu menjelaskan, mayoritas nasabah yang tergabung dalam Forum Korban Jiwasraya berusia 60 tahun. Bahkan 10 persen di antaranya sudah berusia 70 tahun.
Para korban, kata dia, tidak ingin hanya disajikan janji manis namun uang tak kunjung dikembalikan. Apalagi, korban Jiwasraya sudah berpenyakitan sehingga membutuhkan dana untuk berobat.
“Kalau disuruh menunggu lama, kita kehilangan energi, kita capek. Sudah satu setengah tahun. Member kita adalah orang yang tua, yang penuh dengan penyakit. Bukan orang-orang yang sehat. Kita ini bukan konglomerat loh,” ucap dia.(EP)