Indonesiainside.id, Jakarta – Politikus Partai Bulan Bintang (PBB), MS Kaban, meyakini Masyumi Reborn akan diterima oleh masyarakat luas. Dalam sejarah perpolitikan Indonesia, kata dia, kehadiran Masyumi sangat terasa untuk mewujudkan cita-cita Indonesia medeka.
“Masyumi adalah parpol yang mengintegrasikan Indonesia, Masyumi mengembalikan kesatuan negara Republik Indonesja. NKRI adalah hasil dari sikap perjuangan Masyumi secara politik,” kata MS Kaban, saat ditemui dalam acara Masyumi Reborn, di Aula Dewan Dakwah, Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).
Prestasi lain, dia mengingatkan bahwa Masyumi berhasil mengawali proses demokrasi Indonesia dengan hajat pemilu. Masyumi mampu melahirkan kader-kader terpilih, intelektual, jiwa negarawan, dan menyumbangkan seluruh jiwa raga kadernya untuk Indonesia.
“Lahirnya pemilu tahun 1955 adalah pemilu yang bersih, berwibawa dan diakui dunia sebagai pemilu luar biasa. Siapa penyelenggaranya? Masyumi dan Burhanuddin Harahap,” katanya.
Begitu juga ketika PKI berusaha menyelewengkan arah Indonesia, Masyumi merupakan gerakan politik yang paling depan mengkritik kebijakan dan pemikiran-pemikiran PKI. “Masyumi adalah sebuah idealisme di dalam membangun Indonesia,” ujar dia.
Mantan Menteri Kehutanan era Presiden SBY ini mengingatkan tantangan ke depan adalah ketimpangan dan kesenjangan yang luar biasa. Di antaranya kepemilikan lahan, penguasaan sumber daya alam, dan nasib kaum muslimin sebagai mayoritas tetapi dalam penguasaan aset nasional sangat minim.
“Menurut saya ini sebuah kesalahan yang harus diluruskan. Nah, tentu untuk meluruskan kesalahan itu harus ada kekuatan politik Islam untuk menghimpun seluruh perjuangan umat Islam ke dalam partai politik,” jelas Kaban.
Ia berpendapat, partai politik yang ada saat ini cenderung stagnan. “Jadi, perlu ada kekuatan politik Islam baru yang meluruskan, yaitu Masyumi Reborn,” katanya.
Sehingga orang percaya dan Indonesia menjadi negara kuat, semua masyarakat bisa merasakan kekayaan Indonesia secara merata. “Tantangan ke depan bagaimana partai ini terbentuk, ideologi dan idealisme sudah terbentuk, tinggal implementasinya,” ujar dia.
Karena, pancasila harus diisi. Menurut dia, Dekrit 5 Juli 1959 jelas ingin agar cita-cita bernegara kembali ke UUD 1945.
“Sedangkan UUD 1945 sekrang sudah banyak penyimpangan penyimpangan. Jadi kita ingin kembali ke cita-cita bernegara,” katanya. (Aza)