Indonesiainside.id, Jakarta – Dinamika di internal partai yang menimbulkan pro dan kontra, pada satu sisi menimbulkan hal positif guna menumbuhkan sikap kritis dalam berpartai. Hal ini disampaikan Ketua Umum Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) dalam pembukaan rapat pleno di gedung Granadi, Kuningan, Jakarta, Rabu (8/7).
“Dinamika adalah sesuatu yang baik dan patut diapresiasi, tapi pada sisi lain, dinamika yang awalnya baik menjadi kebablasan. Seperti tindakan oknum yang mengatasnamakan Majelis Presidium Penyelamat Partai (P3) Berkarya merupakan sesuatu yang tidak baik,” ujar Tommy.
Padahal, seharusnya jika ada permasalahan di internal partai dapat dimusyawarahkan dengan baik, sesuai anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai. Apalagi jika berniat mengadakan forum Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) dalam keadaan situasi pandemi Covid-19, jauh dari semangat Berkarya.
“Seharusnya jika ingin mengadakan (Munaslub) pun harus melihat situasi dan kondisi Covid-19 yang masih menjadi pandemi. Karena, Partai Berkarya lebih fokus pada penanganan dan penanggulangan masyarakat yang terdampak corona di seluruh Indonesia,” katanya.
Ia menyayangkan dinamika yang tidak produktif itu semakin dipertontonkan dengan membentuk P3 Berkarya, padahal Partai Berkarya sendiri belum pernah mengadakan Musyawarah Nasional (Munas). Kendati demikian, Tommy bersyukur beberapa orang yang awalnya menginisiasi Munaslub mengurungkan niatnya untuk bergabung.
“Disini ada Bung Ahmad Busro sebagai salah satu pencetus Munaslub sudah kembali ke jalan yang benar dan ada di tengah kita untuk mengadakan rapat pleno dan Rapimnas (rapat pimpinan nasional),” katanya.
Tommy juga mengajak dan memberikan kesempatan kepada kader Berkarya yang tergabung dalam kelompok Munaslub untuk ‘kembali ke jalan yang benar’. Ia menegaskan, jika ajakan dan imbauan tersebut diabaikan, DPP akan mengambil langkah tegas.
“Atas nama DPP Partai, DPW dan DPD, kami akan mengambil langkah tegas untuk mencabut keanggotaan dan memecat, baik sebagai pengurus maupun majelis tinggi partai. Hal itu dibenarkan sesuai AD/ART yang ada,” katanya.
Ia menambahkan, siapapun kader yang memiliki itikad yang baik, maka harus bersabar menunggu situasi dan kondisi saat ini di tengah pandemi. “Bukankah agama mengajarkan kita untuk bersabar, seperti halnya kesabaran rakyat Indonesia menghadapi Covid-19, kami yakin kesabaran dan ketulusan kader yang ikhlas akan melahirkan hasil yang baik,” katanya.
“Dengan begitu, kader Berkarya akan diperhitungkan di masa yang akan datang. Kita dapat mewujudkan hal tersebut dengan mematangkan diri dan mencurahkan segalanya untuk kejayaan Partai Berkarya,” imbuhnya.(EP)