Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
No Result
View All Result
Indonesiainside.id
Home News Politik

Prof Jimly Asshiddiqie: Banyak Partai Politik Terjebak Oligarki & Politik Dinasti

OlehINI Network
Senin, 24/08/2020 - 06:53
Prof Jimly Asshiddiqie: Banyak Partai Politik Terjebak Oligarki & Politik Dinasti

Indonesiainside.id, Jakarta – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Jimly Asshiddiqie menilai banyak partai politik yang muncul pada perjalanan reformasi pada akhirnya justru terjebak pada oligarki dan politik dinasti.

“Ada problem internal di dalam partai-partai, partai yang lahir di era reformasi,” kata Jimly, saat diskusi daring “Bernegara Seri-1 (Refleksi dan Proyeksi 75 Tahun INDONESIA: Berpolitik, Bernegara, Berkonstitusi)”, Minggu (23/8) malam.

Sebenarnya, Jimly menjelaskan reformasi itu merupakan upaya untuk membalikkan keadaan yang kecenderungannya negatif supaya kembali baik, seperti Orde Lama dikoreksi Orde Baru, kemudian Orde Baru dikoreksi oleh Reformasi setelah 32 berjalan.

Baca Juga:

Partai Politik dan Demokrasi

Partai Demokrat, PKS dan PAN Jadi Oposisi Setengah Hati

Survei Elektabilitas Parpol: Gerindra Nyungsep, PSI di Atas PAN

Memasuki perjalanan reformasi, kata dia, muncul partai-partai yang mengusung “democracy of law”, tetapi dalam praktiknya justru berbeda.

Menurut dia, kebanyakan partai yang masih saja dipimpin oleh tokoh-tokoh tua sehingga mengalami gerontokrasi.

Dikhawatirkan, kata Jimly, kecenderungannya pergantian kepemimpinan di parpol akan semakin panjang.

Meski banyak tokoh muda yang sekarang ini ditunjuk menjadi menteri, kata dia, namun pada dasarnya parpol yang dipimpin golongan tua yang menentukan karena mereka adalah petugas partai.

“Sementara, partai mengalami gerontokrasi dan di dalam dirinya berubah menjadi dinasti-dinasti politik. Muncul keluarga-keluarga tertentu menjadi oligarki-oligarki politik yang berkolaborasi karena makin mahalnya demokrasi,” jelasnya.

Oleh karena itu, Jimly mengajak seluruh masyarakat untuk tidak berpikir pragmatis, tetapi berperan memajukan bangsa melalui berbagi ide dan impian untuk Indonesia yang lebih baik.

“Kalau kita biarkan dengan sikap pragmatis, kita biarkan yang terjadi sekarang. Semua orang semangatnya hanya mengambil, rebutan jabatan mana yang bisa diambil, menjadi medioker, generasi pengambil, generasi peminta-minta, generasi penerima. Tidak menjadi pemberi dan penyumbang kemajuan peradaban bangsa,” katanya.(AIF/ant)

Topik Terkait: Jimly Ashshidiqiepartai politikpolitik dinasti
ShareTweetSend

Berita Lainnya:

Wasekjen PPP, Achmad Baidowi

Anggota DPR RI Baidowi Terjebak dalam Lift di DPR selama Lima Menit

OlehINI Network
19/01/2021 - 15:21 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Anggota DPR RI Achmad Baidowi mengumumkan dirinya terjebak dalam sebuah lift di lantai 10 Gedung DPR RI,...

Darurat Covid-19 Mampu Buka Kehadiran Guru Tidak Tergantikan Teknologi

Mayoritas Fraksi Ingin RUU ASN Segera Dibahas Meski Pemerintah Terkesan Menolak

OlehEko Pujianto
19/01/2021 - 14:37 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Mayoritas fraksi di Komisi II DPR menginginkan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dilanjutkan...

KH Ahmad Qizwini: Komjen Listyo Sigit Bantu Kami Dirikan Ponpes Tebuireng 8 di Serang

Komisi III Berharap Calon Kapolri Jabarkan Tantangan di Era Revolusi Industri 4.0

OlehEko Pujianto
19/01/2021 - 12:36 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - DPR RI berharap makalah yang akan disampaikan calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo kepada Komisi III...

Haji Lulung: Emang Ahok itu Siapa? Jangan Tebang Pilih

Haji Lulung: Emang Ahok itu Siapa? Jangan Tebang Pilih

OlehEko Pujianto
19/01/2021 - 10:52 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Abraham Lunggana atau biasa disapa Haji Lulung mendesak kepolisian adil dan...

Uji Materi Perppu Covid-19 Tidak Diterima, MK: Telah Kehilangan Objek

132 Sengketa Pilkada Teregistrasi di Mahkamah Konstitusi

OlehEko Pujianto
19/01/2021 - 10:32 WIB

Indonesiainside.id, Jakarta - Sebanyak 132 perkara sengketa hasil Pilkada 2020 terdaftar di Mahkamah Konstitusi. Kasus itu terbagi menjadi sengketa Pilgub...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Amerika Serikat: China Lakukan Genosida ke Muslim Uighur

Amerika Serikat: China Lakukan Genosida ke Muslim Uighur

20/01/2021
PP Diteken Jokowi, Kini WNI Bisa Jadi Komponen Cadangan dengan Pangkat TNI

PP Diteken Jokowi, Kini WNI Bisa Jadi Komponen Cadangan dengan Pangkat TNI

20/01/2021
Banjir Bandang di Empat Kecamatan, Sikka Tetapkan Darurat Bencana

Banjir Bandang di Empat Kecamatan, Sikka Tetapkan Darurat Bencana

20/01/2021
BMKG: Awas Gelombang Tinggi di Kepulauan Seribu

Mesin Kapal Mati akibat Gelombang dan Angin Kencang, Dua Nelayan Kolaka Utara Hilang

20/01/2021
Calon Kapolri Bakal Perbaiki Kinerja Polri yang Dinilai Negatif

Calon Kapolri Bakal Perbaiki Kinerja Polri yang Dinilai Negatif

20/01/2021
  • Redaksi
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Indonesiainside.id

© 2021 MediatrustPR. All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Internasional
    • Nusantara
    • Humaniora
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Khazanah
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Infografis
    • Videografis
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Narasi
  • Risalah