Indonesiainside.id, Jakarta – Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Roy Suryo mengatakan dualisme kepemimpinan di Partai Demokrat mulai terasa dengan munculnya salah satu kubu yang mencoba menggoyang pimpinan partai melalui KLB Sumut.
Roy meminta pemerintah segera mengambil tindakan, lantaran KLB yang digelar oleh sebagian simpatisan partai banyak yang mengabaikan protokol kesehatan (prokes).
“De javu sedang berlangsung di Deli Serdang. Sebagai alumnus partai Demokrat yang mundur secara konstitusional, bukan jebolan, apalagi pecatan, saya sangat menyayangkan pemerintah melakukan pembiaran terhadap kegiatan ini,” ujarnya, dikutip Minggu (7/3).
Lebih lanjut ia menjelaskan, De Javu yang dimaksud olehnya yakni Roy Suryo mencoba mengingat-ingat kembali peristiwa kudeta yang dialami oleh ketua PDI Megawati Soekarno Putri. Peristiwa itu terjadi pada 22-23 Juni 1996. Saat itu Megawati terus didesak oleh kader-kadernnya, bahkan dikhianati oleh sejumlah pengurus PDI.
Saat itu kubu Yusuf Merukh membentuk PDI resuffle yang dibiarkan pemerintah, dan terjadilah kongres seperti halnya yang dilakukan oleh kader-kader Demokrat saat ini.
Saat ditanya apakah dirinya akan merapat ke kubu KLB partai Demokrat, pria yang mengundurkan diri sebagai kader Demokrat Maret tahun lalu ini mengatakan bahwa dirinya ingin kembali fokus sebagai ahli telematika.
“Saya kembali jadi pemerhati telematika dan multimedia kok,”ungkapnya. (lia)