Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) siap berbesar hati memaafkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko jika ia mau mengakui kesalahannya.
Moeldoko dinilai telah melukai hati jutaan kader Partai Demokrat. Moeldoko juga dinilai melakukan langkah bluder dam tidak lazim di era demokrasi saat ini dengan mengambil paksa kepemimpinan Partai Demokrat. Moeldoko diduga terjebak permainan politik para oknum kader senior Demokrat yang tidak menerima kepemimpinan AHY.
Lalu para oknum partai tresebut menawarkan skenario penggulingan AHY melalui kongres luar biasa (KLB). Tawaran ini juga diakui mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, bahwa dirinya didatangi kader-kader tersebut. Namun, Gatot menolak karena ia memegang teguh etika dan nilai. Dia juga tidak tega melukai hati Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Meski demikian, AHY tetap ingin memaafkan Moeldoko jika mengakui kesalahannya yang berupaya mengambil paksa kepemimpinan Partai Demokrat lewat KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara, JUmat (5/3) lalu.
“Kita semua ada kurang dan salah-salahnya. Untuk itu, apabila beliau menyadari kekeliruannya saya pribadi tentu memaafkannya sebagai mantan prajurit dan mantan panglima. Saya tetap hormat. Itulah tradisi keprajuritan yang kami junjung tinggi di militer. Once a soldier, always a soldier,” kata AHY usai menampilkan video testimoni saksi peserta KLB di Kantor Pusat DPP Partai Demokrat Wisma Proklamasi, Jakarta, Senin (8/3).
Dia mengatakan, Moeldoko telah menyakiti hati jutaan kader Partai Demokrat karena ia memilih terlibat dalam kongres luar biasa, yang menurut pengurus Partai Demokrat, ilegal dan melawan hukum. Walaupun demikian, AHY mengaku ia tidak punya dendam pribadi terhadap Moeldoko.
“Secara pribadi, saya tidak ada masalah dengan beliau (Moeldoko), tetapi jujur yang membuat saya kecewa, karena suka atau tidak suka, beliau terlibat dalam gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat,” kata AHY, di hadapan para awak media dan pengurus pusat serta daerah Partai Demokrat.
Moeldoko ditunjuk sebagai ketua umum Partai Demokrat lewat kongres luar biasa yang dipimpin Jhoni Allen, Jumat minggu lalu (5/3). Dalam pertemuan itu, yang dihadiri 412 peserta, turut menetapkan Marzuki Alie sebagai ketua dewan pembina partai periode 2021-2025.
Sementara itu, Allen menyatakan AHY demisioner sebagai ketua umum, padahal ia baru ditetapkan sebagai pimpinan periode 2020-2025 pada Kongres Partai Demokrat V minggu lalu.
Beberapa hari setelah kongres, AHY mendatangi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Komisi Pemilihan Umum, di Jakarta, Senin, untuk menyerahkan sejumlah dokumen, di antaranya berisi anggaran dasar/anggaran rumah tangga serta daftar pengurus partai sebagaimana yang telah disahkan Kementerian Hukum dan HAM. (Aza/Ant)