Indonesiainside.id, Jakarta – Satu persatu borok Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara terbuka ke publik. Terbaru munculnya pengakuan salah satu peserta yang mengakui secara blak-blakan sejumlah kejanggalan dan money politics dalam kegiatan itu.
Pengakuan itu disiarkan secara langsung dalam konferensi pers AHY tadi malam, di kantor pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta, Senin (8/3).
Adalah Wakil Ketua DPC Koto Kotamobagu Gerald Piter Runtuthomas yang membeberkan keikutsertaannya dalam KLB Demokrat setelah diiming-imingi fulus besar.
Gerald menyatakan dirinya dibujuk oleh seorang bekas pengurus Partai Demokrat untuk memilih Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, sebagai ketua umum dalam kongres luar biasa tersebut. Padahal Gerald tegas mengakui dirinya tidak punya hak suara dalam kongres, namun bujuk rayu Vecky Gandey, eks pengurus Demokrat yang sudah dinonaktifkan membuatnya ikut.
“Ada dua kali tawaran. Dalam tawaran kedua saya ditelpon dibilangi, ini ada uang yang gede. Karena kalau Ketua DPC tidak mau maka Wakil Ketua bisa. Saya bilang pak Vecky Gandey saya ini belum pegang SK untuk revisi struktur yang Ketumnya AHY. Vecky katakan ya tidak apa-apa, ikut saja yang penting sudah ada di lokasi KLB,” katanya.
Dijelaskan Gerald, secara gamblang Vecky menyebutkan jika di sana untuk mendapuk Moeldoko sebagai Ketum Demokrat.
“Kita di sana untuk memilih Ketum baru Moeldoko,” katanya.
Tergiur tawaran itu dia akhirnya berangkat menuju ke Sumatera Utara tanpa izin Ketua DPC Kotamobagu Ishak Sugeha.
“Oke, saya bilang. Saya ikut karena diiming-imingi uang besar Rp100 juta. Yang pertama, kalau sudah tiba di lokasi akan mendapatkan 25 persen dari Rp100 juta, yaitu Rp25 juta. Selesai KLB akan mendapatkan sisanya yaitu Rp75 juta. Tapi nyatanya, kita cuma dapat uang Rp5 juta,” kata Gerald.
Namun nyatanya, Gerald dan peserta lainnya hanya menerima Rp5 juta dari janji uang yang hendak dibayarkan. Ketika mereka semua memberontak, mantan Bendahara Umum Demokrat yang juga mantan terpidana kasus korupsi M Nazarudin memberikan tambahan uang Rp5 juta, jadi total Rp10 juta yang didapatkannya dari janji Rp100 juta.
Yang menjadi rancu yaitu pemilihan Ketum dalam KLB ini secara voting. Ketika ditanya siapa yang akan dipercayakan menjadi Ketum, para peserta berteriak Moeldoko. Lantas ditanya lagi, siapa yang menjadi Ketum, para peserta meneriakkan Marzuki Ali.
“Jhoni Allen kemudian menanyakan siapa yang memilih Moeldoko, semua peserta kemudian berdiri. Kemudian ditanya lagi siapa yang memilih Marzuki Ali, para peserta juga berdiri. Tiba-tiba Jhoni Allen mengetuk palu dan menyatakan yang terpilih Moeldoko,” kata Gerald.
Ketum Demokrat AHY, Gerald bukan satu-satunya kader yang diiming-imingi uang ratusan juta untuk hadir dalam KLB.
“Tim internal Partai Demokrat telah menghimpun beberapa kesaksian dari kader partai yang ikut dalam kongres tersebut,” kata AHY. (EP)