Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan Kepala Staf Kantor Presiden (KSP) Moeldoko tertipu dengan trik menyesatkan yang dilakukan oleh para makelar politik dengan membegal partai secara ilegal.
AHY sebenarnya sudah beberapa kali menyatakan siap berkomunikasi dan memaafkan perilaku KSP Moeldoko. Namun, Moeldoko bukannya menyelesaikan masalah yang diperbuatnya dengan cara-cara baik dan elegan terkait pengakuannya sebagai ketua umum DPP Partai Demokrat melalu kongres luar biasa (KLB) yang dianggap ilegal oleh DPP Partai Demokrat.
Moeldoko malah menyatakan dirinya menerima didaulat sebagai ketua umum untuk menyelamatkan partai dan bangsa dari ancaman yang berbahaya. “Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, yang dipantau di Jakarta, Ahad (29/3).
Menanggapi hal itu, AHY menegaskan, KSP Moeldoko sebenarnya telah tertipu oleh para makelar politik yang masuk dalam gerombolan politisi yang telah dipecat. Bahkan, di antara poltiisi itu, banyak yang sudah pindah partai. Termasuk juga Moeldoko yang bukan kader Demokrat.
“Pertanyannya, beranikah KSP Moeldoko mengakui pernah atau tertipu oleh para makelar politik? Membegal Demokrat dan merusak demokrasi,” kata AHY dalam Konferensi Pers “Menguak Kebenaran III: Respons Demokrat terhadap Pernyataan KSP Moeldoko, Senin (29/3), pukul 17.00 WIB, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Wisma Proklamasi No.41, Menteng, Jakarta Pusat.
AHY ingin agar Moeldoko menyesali dan mengakui kesalahannya. Hal itu dinilai lebih baik dibandingkan secara terus menerus memproduksi kebohongan baru dari pembegalan dan perampokan Partai Demokrat. “Selama motif ini dipertahankan, selama itu pula kami bersatu padu melawan,” katanya.
AHY juga menyatakan Demokrat sehharunsya fokus ke persoalan bangsa, khususnya menyangkut masalah kesehatan dan ekonomi. Namun, di sisi lain, pihaknya juga wajib mempertahankan keabsahan partainya. “Menyelamatakn demokrasi dan keadilan sejati adalah hal serius dan fundamental,” katanya. (Aza)