Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Salim Segaf Aljufri menyatakan seorang pemimpin yang telah terpilih sebagai melalui kontestasi demokrasi seharusnya tidak berpikir lagi untuk diri sendiri dan partainya.
Hal itu dikemukakan Habib Salim bahwa salah satu tugas partai politik adalah melakukan pendidikan kepada anggota dan kader agar memiliki etika sesuai nilai Pancasila. Menurut dia, dengan etika yang bagus, kehidupan masyarakat dan bernegara akan terwujud.
“Saat menjadi tokoh politik dan memenangkan kontestasi, misalnya, menjadi presiden, gubernur, bupati, wali kota, tidak berpikir untuk diri sendiri, tidak berpikir untuk partainya. Apa pun suku, agama masyarakat, siap menjadi pelayan mereka karena etika dalam konteks takwa mengajarkan demikian,” kata Habib Salim dalam pembukaan Sekolah Etik Indonesia di Jakarta, Jumat (2/4/2021).
Adanya etika dalam politik menjadi penjelas dan pembatas dalam sebuah peraturan. Ibarat permainan sepakbola, adanya wasit dan peraturan membuat jalannya pertandingan lebih bisa dinikmati.
“Kalau sepakbola ada batas lapangan dan aturan main. Kalau tidak ada aturan pemain sampai suporter bisa tak terkendali. Ini pentingnya rules of the games, pentingnya etika,” katanya, dikutip dari situs resmi PKS, pks.id.
Manusia, papar Habib Salim, bisa berlajar dari alam. Alam benar-benar menjaga keberlangsungan ekosistem sesuai dengan yang digariskan. Bahkan tak jarang, alam memberikan manfaatnya kepada pihak lain termasuk manusia.
“Lihatlah lautan dan sungai, tidak rakus dengan apa yang ia miliki di dalamnya. Bahkan bisa memberikan kepada yang lain termasuk manusia. Pohon memberikan manfaatnya. Bahkan sapi betina memberikan susunya juga untuk dimanfaatkan manusia. Justru manusialah yang merusak,” ujar dia.
Sebab itu, ungkap Habib Salim, setiap anggota dan pengurus PKS harus menerapkan etika dengan kuncinya adalah takwa. “Maka setiap shalat Jumat selalu ada pesan takwa, takwa dan takwa. Takwa itu meraskan diawasai oleh Allah SWT mengamalkan apa yang dalam Alquran dan tidak rakus. Apa yang ia terima ia syukuri dan siap berbagi,” tuturnya.
Dia menyitir salah satu fungsi partai politik sesuai UU Partai Politik adalah pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Aza)