Indonesiainside.id, Jakarta – Politikus Partai Demokrat, Taufiqurrahman, menanggapi penangkapan mantan petinggi FPI, Munarman, oleh Densus 88 Antiteror. Dia menilai pemerintah terus-menerus ‘menghajar’ orang yang kritis terhadap pemerintah. Mulai dari penangkapan Habib Rizieq Shihab dan kini Munarman.
Taufiq juga mengungkit beberapa kasus ‘penyerangan’ oposisi yang dia anggap dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari kasus penembakan enam anggota FPI, penangkapan sejumlah petinggi Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) seperti Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan hingga Anton Permana, hingga penahanan Habib Rizieq Shihab.
“Enam warga sipil ditembak mati di KM 50, Jumhur-Syahganda-Anton Permana-Habib RIzieq dipidanakan, sekarang Munarman mau dihabisi juga. Kurang apalagi sih menghajar oposisi?” cuit Taufiq, Kamis (29/4).
Dia menilai rentetan peristiwa itu sebagai sikap pemerintah yang terus-menerus menzalimi oposisi. Dia mengingatkan bahwa setiap pemimpin memiliki masanya masing-masing. “Mau sampai kapan terus-terusan menjadi zalim? Ingat tak ada pesta yang tak usai, hati-hati bung!” ucap diap.
Munarman ditangkap Densus 88 Antiteror di rumahnya di Modern Hills, Cinangka, Pamulang, Tangerang Selatan, sekira pukul 15.30 WIB sore, Selasa (27/4). Dia dituduh terlibat dalam kegiatan baiat anggota terorisme di tiga kota beberapa tahun lalu.
Selain menangkap Munarman, Densus 88 juga melakukan penggeledahan di rumah Munarman di Pamulang, Tangsel dan ditemukan 70 item barang bukti. Penggeledahan juga dilakukan di markas FPI Pertamburan, Polri menemukan sejumlah barang bukti beberapa cairan kimia dan serbuk yang diduga menjadi komponen bahan peledak. (Aza)