Indonesiainside.id, Jakarta – Dunia sepak bola berduka melepas kepergian legenda Argentina, Diego Maradona, yang meninggal dunia dalam usia 60 tahun karena serangan jantung di Tigre sebelah utara Buenos Aires, pada Rabu (25/11) menjelang tengah malam.
Berikut adalah beberapa reaksi dari dunia sepak bola atas kepergian Maradona sebagaimana dihimpun dari Reuters, Kamis dini hari WIB. Klub Italia, Napoli, yang dibela Maradona pada 1984-1991 dan menjuarai Serie A 1986/87 dan 1989/90 menyebut kepergian legenda seperti sebuah pukulan telak.
“Kami berduka cita. Rasanya seperti petinju yang dipukul KO. Kami begitu terkejut.”
“Engkau tetap di hati kami. Selamat jalan Diego.”
Asosiasi sepak bola Argentina (AFA) juga melepas kepergian Maradona dengan kepedihan mendalam mengingat mendiang pernah membawa tim nasional Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 serta Piala Dunia Remaja 1979.
“Presiden AFA Claudio Tapia, mewakili kesedihan mendalam atas kepergian legenda kami, Diego Armando Maradona. Kau akan selalu di hati kami.”
Boca Junior, klub Argentina yang dibela Maradona pada 1981-1982 dan 1995-1997 melepas kepergian legenda mereka dengan rasa terima kasih yang abadi.
“Terima kasih kekal. Diego yang abadi.”
Rekan Maradona di Argentina, Osvaldo Ardiles, mengenang momen-momen yang ia lewati bersama mendiang kala keduanya bersama-sama mengantarkan Argentina juara Piala Dunia 1978.
“Terima kasih Dieguito atas pertemananmu dan sepak bolamu yang mahamulia tanpa tanding. Pesepak bola terbaik dalam sejarah olahraga ini. Begitu banyak momen-momen menyenangkan bersama. Sulit mencari mana yang terbaik. Berisirahatlah dalam damai, kawan.”
Mantan penyerang timnas Inggris Gary Lineker, menyebut Maradona sebagai pemain terbaik di generasinya bahkan sepanjang masa. Diego Armando Maradona, meninggal dunia pada usia 60 tahun akibat serangan jantung.
Media Clarin mengungkapkan Maradona meninggal di rumahnya di kawasan Tigre, Argentina. Dua pekan sebelum meninggal, Maradona sempat menjalani operasi penggumpalan darah di otaknya.
Hematoma subdural, di mana gumpalan darah terbentuk di permukaan otak, biasanya disebabkan oleh cedera kepala, tapi mantan pemain sepak bola tersebut mengaku tidak ingat peristiwa yang menyebabkan kondisinya menjadi seperti itu, kata dokter pribadinya, Leopoldo Luque.
Mantan tim nasional sepak bola Argentina yang merayakan ulang tahun ke-60 pada 30 Oktober lalu itu dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa.
Dia membawa timnya meraih Piala Dunia bersama Argentina pada 1986, di mana Maradona mencetak gol yang terkenal dengan tinju kirinya di perempat final melawan Inggris, yang mengantarkan timnya menjadi juara dunia. (Aza/AA)