Indonesiainside.id, Jakarta – Para atlet dapat dijatuhi sanksi jika melanggar kode etik Covid-19 di ajang Olimpiade Tokyo tahun depan, seperti disampaikan CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto di Tokyo pada Selasa (1/12).
Indonesiainside.id, Jakarta – Para atlet dapat dijatuhi sanksi jika melanggar kode etik Covid-19 di ajang Olimpiade Tokyo tahun depan, seperti disampaikan CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto di Tokyo pada Selasa (1/12).
Menurut laporan sementara yang dirilis oleh Tokyo 2020, para atlet di arenakompetisi dan Desa Olimpiade diwajibkan untuk mengikuti kode etik, yang akan “diterapkan secara menyeluruh untuk membatasi ruang lingkup dan sarana perjalanan mereka,” disamping untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap sejumlah tindakan pencegahan infeksi dasar.
Muto mengatakan dalam konferensi pers bahwa para organisasi dan pemerintah yang menetapkan aturan akan bertanggung jawab untuk memutuskan sanksi apa yang akan diberikan kepada mereka yang melanggar aturan.
“Kami yakin Tokyo 2020 akan mengambil peran yang signifikan,” ujarnya. “Ini bukanlah sebuah undang-undang tetapi kami perlu meminta orang-orang ini untuk berhati-hati. Kami akan membuat sebuah sistem yang memungkinkan para pemimpin tim atau perwakilan atlet untuk memberikan tindakan pencegahan.
“Jika situasi ini tidak dipatuhi, maka kami akan memutuskan hukuman apa yang akan dijatuhkan,” ujarnya.
Para atlet diminta untuk tinggal di Desa Olimpiade seminimal mungkin, tidak menggunakan transportasi umum, dan tidak pergi berbelanja atau jalan-jalan.
Mereka juga diharuskan melakukan tes Covid-19 setiap empat hingga lima hari bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala, kata laporan sementara tersebut, yang dipresentasikan usai rapat koordinasi keenam dari panel yang terdiri dari para anggota Tokyo 2020, pemerintah Jepang, dan pemerintah metropolitan Tokyo.
Para pendukung dari luar negeri berharap mereka dapat menyaksikan pertandingan secara langsung di Tokyo tanpa harus menjalani karantina selama 14 hari setelah memasuki Jepang. Tetapi, keputusan akhir mengenai hal tersebut baru akan ditentukan pada musim semi mendatang.
Olimpiade Tokyo sebelumnya ditunda satu tahun karena Covid-19 dan akan digelar mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 mendatang.(EP/xh)
Menurut laporan sementara yang dirilis oleh Tokyo 2020, para atlet di arenakompetisi dan Desa Olimpiade diwajibkan untuk mengikuti kode etik, yang akan “diterapkan secara menyeluruh untuk membatasi ruang lingkup dan sarana perjalanan mereka,” disamping untuk memastikan kepatuhan mereka terhadap sejumlah tindakan pencegahan infeksi dasar.
Muto mengatakan dalam konferensi pers bahwa para organisasi dan pemerintah yang menetapkan aturan akan bertanggung jawab untuk memutuskan sanksi apa yang akan diberikan kepada mereka yang melanggar aturan.
“Kami yakin Tokyo 2020 akan mengambil peran yang signifikan,” ujarnya. “Ini bukanlah sebuah undang-undang tetapi kami perlu meminta orang-orang ini untuk berhati-hati. Kami akan membuat sebuah sistem yang memungkinkan para pemimpin tim atau perwakilan atlet untuk memberikan tindakan pencegahan.
“Jika situasi ini tidak dipatuhi, maka kami akan memutuskan hukuman apa yang akan dijatuhkan,” ujarnya.
Para atlet diminta untuk tinggal di Desa Olimpiade seminimal mungkin, tidak menggunakan transportasi umum, dan tidak pergi berbelanja atau jalan-jalan.
Mereka juga diharuskan melakukan tes Covid-19 setiap empat hingga lima hari bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala, kata laporan sementara tersebut, yang dipresentasikan usai rapat koordinasi keenam dari panel yang terdiri dari para anggota Tokyo 2020, pemerintah Jepang, dan pemerintah metropolitan Tokyo.
Para pendukung dari luar negeri berharap mereka dapat menyaksikan pertandingan secara langsung di Tokyo tanpa harus menjalani karantina selama 14 hari setelah memasuki Jepang. Tetapi, keputusan akhir mengenai hal tersebut baru akan ditentukan pada musim semi mendatang.
Olimpiade Tokyo sebelumnya ditunda satu tahun karena Covid-19 dan akan digelar mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 mendatang.(EP/xh)