Oleh: Rudi Hasan |
Dibawakannya ayat-ayat Kitab Suci yang dianggap relevan oleh Ma’ruf Amin pada debat kandidat Pilpres 2019 tahap ketiga nanti, tidak akan menjadi masalah bagi cawapres Sandiaga Uno.
Indonesiainside.id, Jakarta — Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, memastikan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno siap menghadapi debat kandidat Pilpres 2019 tahap ketiga, bulan depan. Menurut dia, ada persiapan inti yang bakal dilakukan Sandi sebelum debat berlangsung.
“Insya Allah, secara materi Bang Sandi sudah menguasai, tinggal pematangan saja. Kami workshop simulasi itu saja, pas mendekati hari H,” kata Andre di Jakarta, Sabtu (23/2).
Dia menuturkan, penggunaan ayat-ayat Kitab Suci yang rencananya akan dilakukan calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin, tak menjadi masalah bagi Sandi. Sebab, Sandi sendiri sudah memperhitungkan itu. Sejak awal, kata Andre, Sandi selalu menghormati Ma’ruf sebagai ulama. Artinya, ada konsekuensi penggunaan ayat pada saat debat nanti.
“Fokus sesuai dengan tema, dan juga memastikan pesan-pesan sampai ke publik. Kami bawa program aja,” ujar politikus Partai Gerindra itu.
Terkait penyampaian ayat-ayat suci di dalam debat, dia menganggap itu sebagai sebuah hal yang wajar. Pasalnya, saat ini stigma terhadap partai pendukung Jokowi-Ma’ruf–yang mendukung penista agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)–masih kental dalam ingatan publik.
“Jadi wajar bagi mereka untuk membangun narasi (penggunaan ayat-ayat) seperti itu,” ucap Andre.
Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-Ma’ruf, Usman Kansong, sebelumnya menyampaikan bahwa akan ada penggunaan ayat-ayat yang relevan oleh Ma’ruf Amin dalam debat kandidat 17 Maret nanti. Menurut dia, cara tersebut sesuai dengan jati diri Ma’ruf sebagai kiai.
“Namanya kiai, kita biarkan beliau seperti itu sejauh itu relevan. Kan tidak ada larangannya juga,” kata Usman.
Kendati demikian, pihaknya juga tidak memaksakan jika Ma’ruf tidak menyampaikan ayat-ayat Alquran pada debat nanti. “Tidak harus menyampaikan pakai ayat. Kalau tidak ada ayatnya (tapi) dipaksa-paksakan, salah kan? Tapi intinya Pak Kiai menjadi dirinya sendiri,” ujar Usman. (AIJ)
