Oleh: Ahmad Z.R |
Calon presiden Prabowo Subianto meminta para petani di Indonesia ikut berjuang dalam merebut kembali hak negara untuk mewujudkan kedaulatan pangan.
Indonesiainside.id, Mojokerto — Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa negara tidak akan menjadi maju dan berdaulat tanpa kemampuan menyediakan sendiri kebutuhan pangannya. Karena itu, di hadapan ribuan petani se-Jawa Timur, mantan pangkostrad itu bersumpah untuk terus memperjuangkan kesejahteraan rakyat Indonesia, khususnya kaum tani yang selama ini sering menghadapi kesulitan.
“Jadi saya bersumpah kepada kaum petani Indonesia. Saya bersumpah tidak akan berhenti berjuang ketika masih ada petani Indonesia hidup sengsara dan sebelum petani kita senyum hidup sejahtera,” ujar Prabowo dalam acara dialog kebangsaan bersama petani se-Jawa Timur di GOR dan Seni Mojopahit, Mojokerto, Ahad (24/2).
Prabowo mengungkapkan, dia sudah mengumpulkan para pakar dan putra-putri terbaik bangsa untuk menyelesaikan persoalan kedaulatan pangan yang selama ini belum terwujud. “Kami akan menjamin Saudara-Saudara, hasil produksi petani, kami akan jamin harganya sehingga kalian tidak akan rugi. Berapa pun yang dibutuhkan kami sudah hitung, nanti pemerintah Indonesia akan mampu melindungi seluruh rakyat Indonesia. Untuk apa ada pemerintah kalau pemerintahnya tidak membela rakyatnya sendiri?” ucapnya yang langsung disambut riuh teriakan dukungan dari para petani Mojokerto.
Untuk itu, Prabowo meminta para petani di Indonesia ikut berjuang dalam merebut kembali hak negara untuk mewujudkan kedaulatan pangan. “Jadi kalau Saudara ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik maka Saudara-Saudara harus bersama-sama pada 17 April nanti merebut kembali kedaulatan Bangsa Indonesia,” ucapnya.
Petani curhat serbuan impor garam
Dalam kesempatan yang sama, utusan petani mengeluh kepada Prabowo ihwal serbuan impor jutaan ton garam dari luar negeri ke Indonesia. Menurut mereka, kebijakan impor garam yang dilakukan jelang musim panen raya itu membunuh petani. “2019 itu ada 2,7 juta ton (impor garam) Pak. Jadi belum kita produksi, kita sudah dihadapkan dengan impor Pak,” ungkap petani itu di hadapan Prabowo.
Dalam acara dialog kebangsaan tersebut, para petani menegaskan bahwa produksi garam mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mereka mengkritik pemerintah saat ini yang kerap mengambil jalan pintas mengimpor garam daripada mengoptimalkan produksi petani garam di dalam negeri.
“Bukan tidak ada garam di dalam negeri Pak, tapi kemandirian pemerintah untuk memproduksi garam sudah tidak ada, pemerintah sudah tergantun pada impor. Itu yang sangat kami sesalkan,” kata petani.
Masih di kesempatan yang sama, para petani meminta Prabowo mengoptimalkan peran PT Garam selaku badan usaha milik negara (BUMN) dalam mewujudkan swasembada garam di Indonesia. Pasalnya, selama ini peran PT Garam direduksi oleh perusahaan swasta pengimpor garam.
“Selama ini PT Garam mau dihanguskan oleh Presiden (Jokowi), Pak. Gak ada yang namanya BUMN, adanya swasta Pak. Jadi garam ini dikuasai kelompok tertentu. Bayangkan, garam impor sampai Surabaya sini harganya Rp700, mereka jual ke konsumen harganya Rp3.000. Sudah untung Rp2.300 mereka tanpa mengeluarkan keringat. Sementara kami yang berkeringat ini tidak ada untungya. Kami hanya ingin bertahan agar petani garam ini tidak punah, Pak. Itu cita-cita kami,” ucap petani lagi.
Menanggapi keluhan para petani, Prabowo berjanji, jika dilantik sebagai presiden 2019-2024, ia akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi para petani. Di antaranya menghentikan impor, memperbanyak subsidi, hingga memotong rantai distribusi perdagangan komoditas pangan. “Saya tidak rela bila petani kita miskin, petani kita tidak sejahtera, sebab mereka adalah tulang punggung negara. Tidak ada negara merdeka dan berdaulat bila belum bisa mencukupi pangannya sendiri,” ujar Prabowo. (AIJ)