Oleh: Rudi Hasan |
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) diminta memberikan perhatian khusus terhadap daerah-daerah yang rawan saat perhelatan Pemilu 2019.
Indonesiainside.id, Jakarta — Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengaku sudah melakukan pemetaan daerah rawan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Menurut dia, daerah dengan tingkat kerawanan tinggi adalah Papua.
“Area yang rawan itu adalah masih di Papua, karena Papua masih menggunakan sistem noken, kondisi geografis,” kata Tjahjo di Jakarta, Senin (25/2).
Sistem noken menjadi simbol musyawarah tertinggi untuk penentuan pendapat di Papua. Dengan skema tersebut, Tjahjo menilai ada tarik-menarik dan potensi konflik. Solusinya, semua pihak harus turun langsung ke lapangan dan menjaga situasi Papua tetap kondusif. Skema noken tak bisa dilarang lantaran hal itu telah menjadi budaya suku-suku di bumi Cenderawasih.
Namun yang harus menjadi perhatian, kata Tjahjo, adalah stabilitas keamanan di sana. Prinsipnya, solusi ini menekan agar golongan putih tidak meraja lela. “Kami mohon pada TNI-Polri juga melakukan sosialisasi agar masyarakat punya hak, sadar untuk menggunakan hak pilihnya secara demokratis,” ujarnya.
Selain aparat keamanan, menurut Tjahjo, para aparatur sipil negara (ASN) juga harus ikut serta mengantisipasi kerawanan pemilu di Papua. Mereka diminta menjaga netralitas dalam perhelatan demokrasi tahun ini. “Jadi netralitas ketiga perangkat tadi (TNI, Polri, dan ASN) kami akan jamin, kemudian deteksi dini. Karena kuncinya ada pada stabilitas dan pemilu bisa tertunda kalau ada bencana alam,” kata dia.
Tjahjo pun meminta semua pihak terkait, terutama KPU dan Bawaslu, untuk betul-betul serius menjaga stabilitas selama Pemilu, khususnya saat penghitungan suara nanti. “Kunci kerawanan itu nanti pada tahap penghitungan suara. Apalagi dibutuhkan sebelas menit per orang. Kemudian per TPS itu apakah bisa selesai pada pukul 23.00, 24.00?” ucapnya. (AIJ)