Oleh: Rudi Hasan |
Di Jawa Barat, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 kini ibarat memanen padi yang telah ditanam Prabowo Subianto saat perhelatan Pilpres 2014.
Indonesiainside.id, Jakarta — Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Pipin Sopian, membantah klaim kubu petahana soal penggerusan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 di Jawa Barat. Pasalnya, dukungan masyarakat di provinsi itu kepada Prabowo berasal dari kalangan pemilih loyalis, sehingga sulit untuk berpindah ke lain hati.
Menurut Pipin, masyarakat di Jawa Barat sudah telanjur cinta pada Prabowo sejak pilpres 2014. Kesetiaan mereka itu sekaligus menjadi modal besar pasangan capres-cawapres 02 untuk memenangkan Pilpres 2019, terutama di Jabar. “Karena pemilih Jawa Barat itu pemilih loyal, ideologis, dan pemilih aktif,” ujar Pipin di Jakarta, Selasa (26/2).
Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil Pilpres 2014, Jokowi-JK kalah telak di Jawa Barat. Ketika itu, pasangan Prabowo-Hatta mampu memperoleh 14.167.381 suara, sedangkan Jokowi-JK hanya 9.530.315 suara.
Dengan kata lain, Prabowo-Hatta mendapat 59,78 persen suara, sedangkan Jokowi-JK hanya 40,22 persen suara rakyat Jabar. Persentase itu, menurut Pipin, tak bisa begitu saja diubah, karena karakteristik rakyat bumi Parahyangan adalah pemilih yang loyal. Mereka tidak sekadar memberikan dukungan, namun juga mengajak masyarakat lain di Jabar untuk ikut memilih Prabowo.
“Saya yakin (elektabilitas) Prabowo-Sandi, terutama di Jawa Barat, meningkat,” ucap Pipin.
Sebelumnya, Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, Muhaimin Iskandar, mengklaim elektabilitas paslon 01 di Jabar mengungguli Prabowo-Sandi. Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyebut selisih kemenangan petahana terpaut tipis atas paslon 02. Menurut Cak Imin, kondisi tersebut dikarenakan semua warga NU di Jabar mendukung Jokowi-Ma’ruf. (AIJ)