Oleh: Rudi Hasan |
Prabowo lebih percaya pada hasil survei internal Koalisi Adil Makmur daripada hasil survei lembaga-lembaga yang memenangkan petahana.
Indonesiainside.id, Jakarta — Calon presiden 02 Prabowo Subianto tidak percaya pada hasil survei elektabilitas Pilpres 2019 yang dirilis banyak lembaga beberapa waktu belakangan ini. Dia menuding survei yang dilakukan lembaga-lembaga itu dibayar oleh pihak tertentu untuk memenangkan petahana.
“Insya Allah, 17 April kita akan menerima mandat tersebut (menang pilpres). Memang survei-survei selalu taruh kita paling bawah. Saya tidak percaya survei-survei itu, karena survei-survei itu dibayar,” ujar Prabowo di hadapan ribuan pendukungnya di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Riau, Rabu (13/03/2019).
Melihat meriahnya sambutan masyarakat di berbagai daerah yang dia kunjungi, Prabowo mengaku optimistis akan mendapat mandat dari rakyat pada 17 April nanti. Meski berbagai hasil survei elektabilitas terkait Pilpres 2019 menempatkan paslon nomor urut 02 di bawah petahana, Prabowo tak peduli.
“Anda tahu survei-survei itu, respondennya hanya 2.000 orang, yang ditanya hanya 2.000 orang. Sementara yang di gedung ini saja jumlannya sudah 7.000 orang,” kata Prabowo yang disambut gemuruh tepuk tangan ribuan masyarakat Riau.
Tidak memercayai hasil survei yang dirilis lembaga-lembaga itu bukan berarti Prabowo tidak memiliki hitungan sendiri soal tingkat elektabilitasnya. Mantan pangkostrad itu mengatakan, dia lebih percaya pada hasil survei yang dilakukan oleh internal Koalisi Adil Makmur.
“Kami diem-diem punya survei juga, tapi kami belum umumkan, belum mau. Kenapa belum mau umumkan? Jangan sampai kita lengah,” ucapnya.
Menurut Prabowo, hasil survei internal itu lebih valid daripada hasil survei yang dilakukan lembaga-lembaga itu. Contohnya bisa dilihat pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pada waktu itu, mayoritas lembaga survei memprediksi calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bakal keluar sebagai pemenang. Sementara rivalnya, Anies Baswedan, disebut-sebut akan tersingkir pada putaran pertama Pilkada DKI.
Namun, fakta dan realitas justru menunjukkan hasil yang berbeda dan tak sesuai dengan prediksi lembaga-lembaga survei itu. Fenomena serupa juga terjadi di Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah 2018. Paslon Sudrajat-Saikhu dan Sudirman Said-Ida Fauziyah, dua paslon yang diusung Gerindra, tidak diunggulkan oleh lembaga-lembaga survei. Namun, hasil akhirnya kedua paslon itu justru mendapatkan perolehan suara yang signifikan.
“Saudara-Saudara tahu bagaimana rakyat bisa memenangkan DKI Jakarta. Jika Saudara ingin perubahan, ingin berdikari, ingin Indonesia adil dan makmur, ingin kekayaan bangsa dinikmati seluruh rakyat, kita tidak boleh lengah. Jangan kita kumpul-kumpul dan teriak-teriak di sini, tapi kita harus ke TPS kita harus jaga TPS,” kata Prabowo. (AIJ)