Oleh: Muhajir |
Indonesiainside.id, Jakarta – Jumlah petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang meninggal dunia hingga hari ini hampir 300 jiwa. Mereka gugur saat melaksanakan tugas dalam Pemilu Serentak 2019. Berdasarkan data yang dihimpun instansinya, jumlah petugas KPPS
“Berdasarkan data per hari ini, pukul 08.00 WIB, jumlah petugas KPPS wafat menjadi 296 orang,” ungkap Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arif Rahman Hakim saat dikonfirmasi, Senin (29/4).
Jumlah tersebut membengkak cukup drastis dibandingkan dengan dua hari lalu, yakni sebanyak 230 jiwa. Selain petugas yang gugur, KPU juga memperoleh data terbaru tentang anggota KPPS yang sakit, yaitu sebanyak 2.151 orang. Dengan begitu, total ada 2.447 anggota KPPS yang mengalami musibah saat bertugas.
Sejauh ini, data KPU juga mengungkapkan bahwa petugas yang paling banyak meninggal berasal dari Jawa Barat, yakni sebanyak 86 jiwa. Adapun Jawa Timur menempati urutan kedua dengan 39 anggota KPPS yang meninggal, disusul Jawa Tengah sejumlah 31 jiwa.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Swing Voters Indonesia, Adhie Massardi, menilai penyelenggara pemilu harus membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas penyebab kematian anggota KPPS. Dia menegaskan, tidak benar KPU hanya mengumumkan jumlah, menurut dia data pribadi korban harus diungkap ke publik.
“Demi kemanusiaan, demi penegakan hukum, maka perlu dibuat tim investigasi. Seharusnya, KPU segera koordinasi dengan IDI (ikatan Dokter Indonesia) dan Komnas Ham untuk membantu tim investigasi,” ucap Adhie saat ditemui Indonesiainside.id di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (29/4).
Dia melanjutkan, hasil penelusuran tim investigasi tersebut nantinya dilaporkan kepada kepolisian dan lembaga penegak hukum lainnya. Sangat tidak manusiawi, kata dia, jika ratusan orang meninggal hanya didiamkan begiru saja tanpa ada investigasi lebih lanjut.
Dia menyebut, kematian anggota KPPS itu akibat kelalaian KPU sebagai penyelenggara pemilu. Dia juga mencurigai ada faktor lain sebagai penyebab, sebab tidak pernah terjadi dalam sejarah demokrasi di dunia ada ratusan meninggal saat bertugas mengawal proses pemilu.
“Jangan sampai (kasus) ini tenggelam bersama karut-marut pemilu yang lain,” tegasnya.(EPJ)