Oleh: Muhajir |
Indonesiainside.id, Jakarta – Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya, Titiek Soeharto merasa prihatin dengan peristiwa ratusan ratusan petugas KPPS Pemilu 2019 yang gugur. Hingga Kamis (16/5), 486 korban pemilu serentak dilaporkan meninggal dunia dan yang sakit sebanyak 4.849 orang.
Titiek menilai pemerintah tidak memberikan perhatian lebih kepada keluarga korban. Untuk itu, Titiek melalui BPN Prabowo-Sandi mewacanakan membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengusut peristiwa tersebut.
“Kalau di dalam negeri tetap dicuekin, kita harus bawa ini ke internasional supaya diperhatikan,” serunya saat memberikan sambutan dalam acara ‘Gerakan Kedaulatan Rakyat’ di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5).
Dia menyayangkan sikap pemerintah yang seolah acuh terhadap masukan dari rakyat maupun ormas. Kata dia, beberapa rakyat yang berani bicara malah ditangkap.
“Kita ini kok kaya ngomong sama tembok. Setiap kali ngomong nggak didengerin, malah yang ngomong ditangkap,” katanya.
Selain itu, Titiek juga berbicara soal kecurangan yang terjadi selama penyelenggaraan pemilu 2019. Dia bahkan menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk pengkhianatan dan makar.
“Pemilu curang ini adalah pengkhianatan terhadap bangsa dan negara, berarti makar. Pemilu ini membelah bangsa, ini kita terpecah belah, memecah persatuan dan kesatuan bangsa ini. Kita ini dianggap orang bodoh. Dibohong-bohongi, dicurangi,” ucapnya.
Selanjutnya, dia mengimbau kepada masyarakat untuk bersatu melawan kecurangan. Hal itu, mata dia, demi masa depan yang baik untuk generasi bangsa.
“Kita harus senantiasa berdoa, kita yakin Allah bersama kita,” ucapnya.(EPJ)