Oleh: Muhajir
Indonesiainside.id, Jakarta — Sengkarut daftar pemilih tetap (DPT) invalid menghantui kualitas Pemilu 2019. Bayangkan saja, selain 17,5 juta DPT tidak benar, dalam temuan BPN ditemukan data pemilih yang seumuran dengan Nabi Isa.
“Bahkan ada yang lahir pada tahun 1 Masehi. Jadi seumuran dengan Nabi Isa,” ujar Tim Informasi dan Teknologi (IT) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Agus Maksum, Selasa (26/3).
Dipaparkannya, sekitar 17,5 juta daftar pemilih tetap (DPT) ditemukan invalid atau datanya tidak benar. Dari 17,5 juta hasil temuan itu terbanyak di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
“Dari lima provinsi di Jawa itu ditemukan 18.831.149 data invalid. Sedangkan data ganda kami temukan 6.619.895 orang di Jawa saja,” lanjut Agus dalam seminar ‘Menuju Pemilu Adil dan Berintegritas Bongkar Karut Marut DPT’ di ruang rapat komisi 1, Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta.
Agus menambahkan, DPT invalid itu terkait dengan tak wajarnya jumlah penduduk yang lahir di tiga tanggal yaitu 31 Desember, 1 Januari, dan 1 Juli.
“Yang lahir tanggal 1 bulan 7 itu ada 9.817.003 data invalid. Yang lahir pada bulan desember ada 5.377.401 data invalid. Yang lahir pada tanggal 1 januari berjumlah 2.359.304,” ujarnya.
Selain itu, pihak BPN juga menemukan file data tidak wajar yang berumur 90 tahun ke atas sebanyak 304.782 orang. Terdapat 20.475 pemilih yang berumur di bawah 17 tahun.
Karena itu, KPU RI tak dapat mengelak lagi dan diharapkan segera membereskan masalah tersebut dengan menerjunkan tim verifikasi ke lapangan.
Sementara itu, mantan Ketua MPR RI Amien Rais mengatakan bahwa usaha-usaha ini dilakukan bukan bentuk deligitimasi KPU, tapi justru membantu penyelenggara pemilu tersebut agar mendapat kepercayaan dari masyarakat.
“Kita sama sekali tidak melegitimasi KPU, walau istilahnya tidak tepat, justru kami relegitimasi. Supaya kita sama-sama enak, jadi untuk yang masih bermasalah untuk segera diperbaiki,” ujarnya.
Politisi senior itu kemudian menegaskan bahwa data yang ditemukan oleh pihak BPN bukan hoax, karena telah melewati beragam penelitian di lapangan.
“Temuan ini bukan hoax, karena kami punya datanya,” katanya.
Amin Rais kemudian mengingatkan bahwa semua manusia bisa melakukan rekayasa, tapi rekayasa Allah jauh lebih baik.
“Yang namanya rekayasa manusia, secanggih apapun itu akan berakhir dengan sebuah kegagalan. Dalam kitab suci Alquran manusia bisa berbuat rekayasa, tapi rekayasa Allah lebih baik.” pungkasnya. (EPJ)