Oleh: Ahmad ZR
Indonesiainside.id, Jakarta — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat mengimbau umat Islam untuk benar-benar memanfaatkan momentum Bulan Suci Ramadhan. Caranya bukan dengan sekadar menunaikan ibadah shaum atau puasa, tapi juga dengan lebih memperbaiki diri, memperbanyak amal ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Kami perkirakan 1 Ramadhan jatuh pada Senin, 6 Mei 2019. Namun, kita semua masih menunggu keputusan dan pengumuman resmi dari pemerintah. Dari hasil sidang isbat yang diperkirakan akan diselenggarakan pada Ahad besok,” kata Ketua MUI Kalimantan Barat, M Basri HAR, di Pontianak, Sabtu (4/5).
Dia pun mengimbau seluruh umat Islam di Kalbar untuk mempersiapkan diri, baik dengan menjaga kesehatan fisik maupun mental, dalam menyambut Ramadhan. Umat Islam harus punya tekad serta komitmen untuk bisa menjalankan ibadah yang terbaik selama bulan penuh berkah tersebut.
“Tidak hanya menjalankan puasa, namun tetap menjalankan salat lima waktu, Salat Tarawih, tadarusan, serta memperbanyak kegiatan amal ibadah lainnya,” ujarnya.
Dia menuturkan, berpuasa hendaknya tidak sekadar menahan lapar dan haus. Tetapi juga harus mampu menahan diri dari hawa nafsu yang berlebihan, seperti keinginan untuk mencaci maki atau membicarakan kejelekan orang lain. Umat Islam harus menjaga hati, pikiran, dan penglihatan dari hal-hal negatif.
“Selain berpuasa, di malam hari Bulan Ramadhan, mari kita bersama melaksanakan ‘qiyam’ Ramadhan, yaitu melaksanakan shalat malam seperti Tarawih secara baik, memakmurkan masjid, bertadarus, serta membayar zakat fitrah,” katanya.
Dia berharap pada Ramadhan tahun ini umat bisa memperbaiki akidah serta amal ibadah sehingga terlahir fitrah kembali dengan kualitas keimanan dan aman ibadah menjadi lebih baik. Kebaikan itu, kata Basri, tidak hanya berlangsung selama Ramadhan, akan tetapi setiap hari selepas Bulan Suci.
Basri mengatakan, selain untuk mempertebal keimanan, Ramadhan juga bisa menjadi momentum untuk meningkatkan hidup bertoleransi. Toleransi itu bisa antarumat beragama, antarmasyarakat, dan antarsesama manusia. “Saya berharap kepada pemeluk agama lain yang tidak melaksanakan puasa agar dapat menghormati umat yang berpuasa di Bulan Ramadhan. Hargailah umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa dengan tidak secara demonstratif menunjukkan bahwa mereka tidak puasa,” tuturnya.
Kepada seluruh pemilik warung makanan dan minuman, dia mengimbau agar dapat membuat warung mereka lebih tertutup dengan menggunakan kain atau lainnya. Apalagi warung makan dan minuman milik umat Islam, kalau bisa tidak buka pada siang hari. “Mereka bisa buka menjelang berbuka puasa,” ucapnya.
Selanjutnya, untuk tempat-tempat hiburan malam, ia meminta untuk tidak beroperasi selama Ramadhan.”Dalam hal ini, kami memercayakan saja kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk menertibkan tempat-tempat hiburan malam yang ada di Kota Pontianak dan Kalbar pada umumnya,” kata dia.
Hal yang dinilainya tidak kalah pentingnya pada Ramadhan tahun ini yaitu terkait dengan pelaksanaan pemilu. Dia meminta umat Islam kembali bersatu dan tidak terpecah belah karena perbedaan pilihan partai maupun pilihan presiden. Dia menyerukan umat Islam untuk terus mempererat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama anak bangsa).
“Mari kita kembali rajut tali silaturahmi. Setelah pemilu, ya sudah. Saat ini mari bersatu kembali, karena dengan persatuan itulah kita bisa membangun bangsa dan negara ini. Namun, bila kita terpecah belah maka kita akan hancur-hancuran,” ujarnya. (AIJ)