Ibnu Qayyim Al Jauziyyah memberikan panduan praktis menuju surga dengan mudah, tanpa memeras keringat, dan bersusah payah.
Dalam kitabnya berjudul Al-Fawaid, Ibnu Qayyim mengatakan: Marilah masuk ke dalam Surga Darussalam untuk menghadap Allah dan berada di sisi-Nya tanpa harus mengeluarkan tenaga, tanpa perlu memeras keringat, dan tanpa harus bersusah payah. Anda dapat menuju negeri itu melalui jalan paling dekat dan paling mudah.
Ibnu Qayyim menggugah kita, bahwa jalan menuju surga jangan dipikir berat. Namun, dijalani saja dengan sebuah prinsip yang sangat sederhana.
Cara praktis ala Ibnu Qayyim ini dibagi dalam tiga bagian. Pertama, memperbaiki masa lalu dan masa depan. Apa katanya soal ini? Baca pelan-pelan!
Bukankah Anda saat ini berada pada satu waktu yang diapit dua waktu. Waktu itu pada hakikatnya adalah umur yang Anda jalani sekarang, dan ia berada di antara waktu yang telah lalu dan waktu yang akan datang.
Waktu yang telah lalu dapat diperbaiki dengan cara bertaubat, menyesal dan beristighfar. Untuk melakukan tiga hal itu, Anda tidak perlu merasa payah, lelah, susah, dan berat. Menyesali diri dan bertaubat saja, simpel bukan?
Amalan tersebut bukanlah pekerjaan berat, karena cukup dengan hari saja. Misalnya, ada duduk, tafakkur, ingat masa lalu, istigfar, dan mohonlah ampunan-Nya. Lakukan dengan sungguh-sungguh!
Urusan masa lalu selesai dengan mudah. Setelah itu, Anda beranjak dalam pikiran bagaimana menyelesaikan waktu yang akan datang. Kuncinya satu, perbaiki diri dengan mencegah diri dari segala perbuatan dosa.
Menurut Ibnu Qayyim, mencegah diri dari segala dosa bukanlah sebuah perbuatan berat bagi Anda, sebab dosa bisa dihindari hanya dengan meninggalkan dan melepaskannya, tanpa melakukan suatu perbuatan dengan anggota badan.
Namun, ada harus berpegang dan berangkat dari dua hal: tekad dan niat. Tekad dan niat kuat inilah yang akan membuat badan, hati, dan batin Anda merasa tenteram ketika tidak melakukan dosa.
Dengan begitu, masa lalu bisa diperbaiki dengan taubat, sedangkan masa depan diperbaiki dengan mencegah diri dari dosa. Caranya, meneguhkan hati dan mengokohkan niat untuk meninggalkan segala dosa.
Tips pertama selesai. Lalu yang kedua: Jagalah Waktu! Bertaubat dan mencegah diri dari dosa memang tidak membuat badan letih dan lelah. Tapi masalahnya terletak pada usia Anda saat ini, yaitu usia di mana Anda berada di antara masa lalu dan masa yang akan datang.
Jika Anda menyia-nyiakan waktu tersebut (waktu di antara masa lalu dan akan datang) , maka Anda menyia-nyiakan kebahagiaan dan keselamatan diri sendiri. Sebaliknya, jika Anda menjaganya, niscaya Anda akan selamat dan memperoleh ketenteraman, kenikmatan dan kesenangan.
Sungguh, menjaga waktu yang sekarang sedang dijalani ini lebih sulit daripada memperbaiki waktu yang telah lalu dan yang akan datang. Sebab menjaga waktu mengharuskan diri Anda berbuat lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih banyak memberikan kebahagiaan bagi diri Anda.
Tibalah kita pada bagian terakhir. Pastikan, Anda bisa melewati tahapan kedua tadi.
Lalu yang ketiga, hari-hari Anda adalah bekal. Hari-hari itu adalah waktu yang Anda lewati guna mengumpulkan bekal untuk akhirat, apakah hari itu akan mengantarkan Anda menuju Surga atau justru ke Neraka?
Jika Anda menjadikan hari-harimu sebagai jalan menuju Rabb, maka Anda telah memperoleh kebahagiaan. Kemenangan amat besar di masa yang sangat singkat ini, tidak seberapa jika dibandingkan dengan kehidupan yang abadi kelak. Di mana hidup tiada akhirnya, abadi selama-lamanya.
Jadikan semua hari-harimu adalah bekal kebaikan untuk akhiratmu, apa pun profesi Anda. Jangan kembaki ke masa lalu yang telah disesali dan ditaubatkan, dan jangan pula melangkah dalam balutan dosa, sebagaimana yang telah diikrarkan untuk memperbaiki waktu yang akan datang.
Nafsu syahwat, kesenangan, kelalaian, dan permainan, akan membuatmu merasa cepat meninggalkan waktu. Kesudahannya adalah penderitaan dan penyesalan.
Kesabaran menghadapi kepedihan dan penderitaan akibat mengikuti hawa nafsu melebihi kesabaran saat Anda mengerjakan ketaatan, dan melebihi kesabaran saat Anda menolak hawa nafsu.
Demikian pesan Ibnu Qayyim agar kita bisa memperbaiki diri dengan pola pikir sederhana. Semoga bermanfaat. (Aza)