Bid’ah itu sesat dan menyesatkan. Tetapi apa yang dimaksud dengan bid’ah?
Banyak orang yang berpendpat bahwa bid’ah itu adalah sesuatu perkara baru yang tidak ada atau yang tidak diajarkan oleh Nabi hallallahu ‘alaihi wa Sallam. Lalu, ada yang menyoal, pemakaian speaker di masjid-masjid, pemakaian hp, tidak boleh memakai computer, naik haji tidak boleh pakai pesawat terbang, karena semua itu terbaru sesuatu yang baru dan dibuat oleh manusia.
Sebagian orang juga mengacu pada sahabat, ketika mereka mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an, dan ketika masa Umar Ibnu Khathtahb menghidupkan shalat tarawih secara berjamaah.
Untuk memahami apa itu bi’ah, makabaiknya kita mengacu kepada hadits dan pendapat ulama tentang hal ini. Diantaranya adalah sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.”(HR. Imam Muslim: 867)
Juga hadits:
وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ
“Setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR. Imam An Nasa’i: 1578)
Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari mengatakan:
والمراد بقوله كل بدعة ضلالة ما أحدث ولا دليل له من الشرع بطريق خاص ولا عام
“Yang dimaksud setiap bid’ah adalah sesat yaitu setiap amalan yang dibuat-buat dan tidak ada dalil pendukung, baik dalil khusus atau umum.”
Dalam sebuah khotbah Jum’at di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (6/3), seorang khatib mengatakan, bahwa tidak semuah bi’ah itu sesat, tetapi ada juga bid’ah yang hasanah.Ia lalu memberi contoh tentang percakapan antara Rasulullah bersama Bilal.
Adalah Sahabat Abu Hurairah menarasikan, bahwa suatu ketika, usai shalat Shubuh, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada Bilal bin Rabah, “Ya Bilal, ceritekan kepadaku amalanmu yang paling engkau harapkan pahalanya dalam Islam, sesungguhnya aku telah mendengar suara sandalmu di hadapanku ketika aku berada di surga.”
“Aku tidak mengerjakan suatu amal yang paling aku harapkan pahalanya melainkan aku bersuci di malam dan di siang hari dan setelahnya aku menunaikan shalat,” jawab Bilal. (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
Menurut sang Khatib, Rasulullah tidak mengajarkan kepada Bilal (dan para sahabat) tentang shalat sunnah setiap kali habis berwudhu. Tetapi sang Rasul tidak melarangnya. “Itulah yang namanya bid’ah hasanah.”
Sang Khatib rupanya belum begitu faham apa yang dimaksud dengan bid’ah. Wallahu A’lam. (HMJ)
Itu rosul masih hidup,,dan yg dimaksud bid’ah itu perkara agama yg diada2kn stelah rosul wafat…karena Allah ta’ala mewafatkan rosul berikut dg telah menyempurnakan agamaNYA…
Yg mngatakan semua bid’ah sesat itu rosul,,dan banyak hadits yg mngangkatnya…smntara bid’ah hasanah tak pernah diucapkan rosul maupun sahabat,,dan tak adasatupun hadits yg mngatakn bid’ahhasanah..bid’ah hasanah tercetus dari orang2 yg gemar mlkukn perkara bid’ah itu sndiri.