Biasanya, para pedagang untuk mendapatkan keuntungan yang sangat banyak, mereka membuat persiapan yang serius dan tidak setengah-setengah. Bagaimana dengan orang-orang beriman?
Ketika ingin mendapat keuntungan besar dalam bulan Ramadhan, sudah seyogianya menyiapkan diri secara sungguh-sungguh untuk menyambut tamu agung yang diberkahi ini dan penuh dengan aneka amal kebajikan.
Biasanya para generasi salaf, memperbanyak puasa di bulan Sya’ban sebagai persiapan untuk menyongsong bulan Ramadhan. Selain itu, mereka juga bertaubat sebenar-benarnya supaya terbebas dari dosa dan meminta maaf kepada orang yang dizaliminya, meningkatkan rasa toleransi, komunikasi, meredam perbedaan dan mengatasi percekcokan hingga kita layak mendapatkan ampunan.
Selain itu, mereka juga mempersiapkan ilmu atau informasi seputar Ramadhan. Penting misalnya, mempelajari hukum dan adab berpuasa, yang membatalkan, yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan bagi orang berpuasa agar kita berpuasa dengan puasa yang benar.
Tidak kalah penting dengan itu semua, berusaha sedemikian rupa untuk meminimalisir kesibukan supaya kita bisa memenuhinya dengan ibadah di bulan Ramadhan. Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah ketika bulan Ramadhan masuk, beliau meninggalkan segala sesuatu dan mulai membaca al-Qur`an.
Ini adalah momen agung untuk membebaskan diri dari kebiasaan buruk dan memuliakan akhlak luhur. Merupakan waktu yang sangat tepat untuk menempa diri menjadi bagian dari insan takwa. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Syekh As-Sa’dy dalam tafsirnya menjelaskan makna ayat ini: “Allah Ta’ala mengabarkan karunia yang diberikan kepada hamba-Nya berupa kewajiban berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat-umat terdahulu. Karena, kewajiban ini termasuk syariat dan perintah untuk kemaslahatan manusia pada setiap masa.”
Lanjut beliau, “Kewajiban puasa ini juga sebagai penyemangat buat umat Islam, Mereka harus berlomba-lomba satu sama lain untuk menyempurnakan amal, serta bersegera untuk menyambut perangai yang baik. Hal ini bukan perkara yang berat sebab sudah disyariatkan sejak dulu.”
Kemudian beliau menyebutkan hikmah agung syariat puasa adalah, “agar kalian bertakwa.”
Sesungguhnya puasa adalah di antara sekian factor yang bisa membuat orang bertakwa karena dalam syariat ini mengandung komitmen untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. (Aza)