Seminggu lagi umat islam akan melaksanakan ibadah puasa. Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Aktivitas masyarakat lebih banyak di rumah, baik siang maupun malam.
Bertepatan Ramadhan, sejumlah daerah sudah menetapkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Langkah untuk keluar rumah pastinya semakin sempit. Selain tu, pemerintah juga telah mengeluarkan larangan mudik, baik yang akan datang maupun yang akan pergi.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel AGH Sanusi Baco menjelaskan, semua yang diimbau pemerintah itu sudah tepat. Masyarakat harusnya memahami agar virus corona jenis baru (Covid-19) cepat berlalu. Sebagian warga merasa resah dan panik, virus corona seakan tidak ada habisnya.
Di pemakaman khusus Covid-19, ada jenazah yang selalu dimakamkan. Misalnya, di Makassar, tercatat 50 jenazah dimakamkan. Belum lagi larangan tarwih di masjid, shalat Jumat yang diganti shalat zhuhur.
Dalam kondisi seperti ini, menjelang puasa, ulama Sulsel AGH Sanusi Baco mengajak masyarakat tetap beribadah di rumah. Warga bisa melaksanakan shalat tarawih di rumah, dan memperbanyak membaca Al-Qur’an. “Dengan banyak membaca doa maka (yakinlah) virus corona akan teratasi,” katanya.
Terkait virus corona, ulama Sulsel ini mengatakan penyebarannya bisa terjadi saat banyak orang yang berkumpul. Nah, tempat paling banyak orang berkumpul itu di masjid saat shalat Tarawih dan shalat Jumat sehingga harus dihindari karena manusia memang harus memelihara dan menjaga jiwanya.
Ketua Yayasan Masjid Raya Makassar ini menjelaskan, dalam Islam melarang adanya pembunuhan dan bunuh diri, karena itu melanggar prinsip kehidupan. Sehingga semua imbauan dari pemerintah dan ulama tujuannya hanya untuk memelihara jiwa dan agama.
Dia mencontohkan, salah satu langkah yang diminta pemerintah agar masyarakat memelihara jiwa dan agama yakni, melarang diadakan shalat Jumat dan diganti dengan shalat zhuhur empat rakaat di rumah masing-masing. Selain itu, dilarang meninggalkan rumah kalau tidak perlu, dilarang berkumpul dengan jarak yang terlalu dekat.
“Masyarakat harus pahami bahwa virus ini selalu mencari mangsanya kepada orang yang berkumpul,” katanya lewat chanel Youtube Kemenagsulsel, Jumat (17/4/2020).
Karena itu, dia meminta masyarakat bersabar menghadapi pandemi virus corona yang kini mewabah di Sulsel termasuk di Kota Makassar. Salah satu perintah agama menurut AGH Sanusi Baco, agar selalu mensyukuri nikmat Allah dan berdoa apabila musibah mendatangi, seperti cobaan wabah yang mendera saat ini.
Rais Syuriah PWNU Sulsel ini mengisahkan, sejak dulu manusia kerap diberi cobaan dengan berbagai penyakit. Jenis penyakitnya berbeda-beda dari waktu ke waktu. Dulu ada namanya Cika (istilah di kalangan Bugis yang pemaknaannya sakit perut yang melilit). Waktu itu, dalam satu hari di kampung, bisa tiga hingga empat orang meninggal oleh penyakit ini. (Aza)