Ada sembilan Ramadhan yang dijalani oleh Rasulullah SAW bersama kaum Muslimin di Madinah. Ramadhan selalu memberikan kerinduan yang mendalam bagi mereka.
Setiap Ramadhan tiba, maka Rasulullah akan menjadikannya momentum termahal dan paling berharga dalam mencapai puncak kebaikan yang bisa dilakukan oleh Beliau dan begitu juga oleh para sahabatnya.
Maka, kita melihat bahwa kaum muslimin dalam menjalani bulan Ramadhan selama sembilan tahun itu dengan karya nyata besar yang mereka raih.
Di tahun pertama, bulan suci Ramadhan di tahun kedua Hijriah, kaum Muslimin meraih kemenangan dalam Perang Badar.
Tahun ketiga Hijriah, mereka mempersiapkan diri menjelang Perang Uhud.
Tahun keempat Hijriah dan tahun kelima berikutnya, Rasulullah dan kaum Muslimin mempersiapkan diri untuk memenangkan perang Ahzab di kota Nabi yaitu di Madinah.
Tahun keenam Hijriah, Rasulullah dan kaum Muslimin mempersiapkan diri untuk satu perjalanan besar untuk pertama kalinya. Mereka membuktikan kekuatan setelah mampu menjadikan Madinah sebagai pijakan yang kokoh dalam menunjang dakwah Islam, sehingga terjadilah yang kita ketahui dengan Peristiwa Hudaibiyah setelah bulan Ramadhan.
Tahun ketujuh Hijriah, mereka bersiap untuk murah qadha.
Tahun kedelapan Hijriah, Ramadhan yang sangat luar biasa dan fenomenal di mana mereka menyambutnya dengan Fathul Makkah.
Tahun kesembilan Hijriah, adalah persiapan untuk haji pertama.
Kemudian tahun kesepuluh adalah Ramadhan terakhir, Ramadhan yang paling bersejarah di mana Jibril turun dua kali di bulan Ramadhan itu untuk menyampaikan atau untuk menyimak Alquran bersama Rasulullah dan sekaligus sebagai penanda, isyarat yang dipahami oleh Rasulullah bahwa itu adalah masa masa yang sudah mendekat ajal beliau.
Ramadhan selalu memberikan kesan yang sangat luar biasa bagi kaum muslimin, Rasulullah, dan lara sahabat terutamanya pada masa mereka. (Aza/Muhajir)