Rasulullah SAW memiliki 9 istri atau tepatnya 11 istri bersama yang telah meninggal yaitu Khadijah dan zaenab binti khuzaemah.
Istri-istri Rasulullah SAW semuanya dalam keadaan janda sebelum dinikahi, kecuali Aisyah Ra. Banyak hikmah yang sebenarnya dapat kita petik dari pernikahan Rasulullah SAW dengan istri-istrinya.
Rasulullah SAW sebagai contoh menikahi Shafiya, seorang wanita Bani Israil yang tentu saja berlatar belakang agama Yahudi yang juga berasal dari keluarga yang sangat memusuhi Rasulullah SAW.
Ayahnya Huyay bin Akhthab adalah pemimpin Bani Nadhir yang memimpin Bani Nadhir dan kelompok-kelompok Yahudi lainnya untuk memusuhi Rasulullah SAW. Mereka menggalang kekuatan kemudian menyerang Rasulullah SAW dalam perang Ahzab sampai perang Khaibar.
Akan tetapi sang putri, Shafiya, yang masuk Islam setelah orang-orang Yahudi itu kalah di Khaibar, dan Shafiya menjadi janda. Shafiya kemudian menemui Rasulullah SAW dan mengenalkan dirinya.
Maka Rasulullah SAW menawarkan sesuatu yang tidak pernah terlintas oleh seorang Shafiya, yaitu memerdekakannya, kemudian menjadikan kemerdekaannya sebagai maharnya setelah ia masuk Islam.
Shafiya menjadi istri Rasulullah SAW, seorang wanita berlatar belakang Yahudi dan dari Bani Israil yang sangat memusuhi Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW ingin menunjukkan pada setiap orang bahwa pemusuhan dengan keluarga Shafiya bukan karena Shafiya berlatar belakang Yahudi atau pun Bani Israil, tapi karena kedzaliman yang dilakukan oleh ayahnya terhadap Islam.
Sementara ketika Shafiya menjadi seorang muslimah maka dia layak sejajar dengan istri-istri beliau, dengan Ummahatul Mukminin yang lainnya. Demikianlah Islam memulikan seorang manusia. (Aza/Muhajir)