Mu’adz bin Amru bin Jamuh termasuk orang yang terdahulu masuk Islam. Sementara ayahnya (Amru bin Jamuh) masih belum mendapat hidayah. Ia masih menyembah patung.
Kemudian, sang anak berpikir keras memikirkan cara agar ayahnya mendapat hidayah. Dipanggillah kawannya yang bernama Mu’adz bin Jabal agar bisa membantu problem yang dihadapinya.
Mu’adz bin Jabal pun sepakat untuk membantu temannya. Kalau waktu sudah malam, patung yang disemba Amru bin Jamuh itu dibuang di sumur tempat pembuangan sampah.
Keesokan harinya, Amru mencari patung sesembahannya sampai akhirnya ditemukan kemudian diambil dan dicuci.
Doa orang sahabat ini bekerjasama dan terus mengulangi aksi mereka. Membuang patung ke tempat sampah.
Suatu malam Amru mendatangi sang patung kemudian mengalungkan pedang kepadanya. Tujuannya, agar patung itu bisa membela dirinya dengan pedang. Kemudian, ketika sudah semakin malam Mu’adz dan temannya kembali membuang patung itu ke sumur tempat pembuangan sampah. Kali ini, diikat dengan bangkai anjing.
Ketika pada keesokan hari Amru bin Jamuh tidak menemukan patung di tempatnya, akhirnya dia mencari lagi patung itu dan ditemukan di sumur pembuangan sampah yang diikat bersama bangkai anjing.
Akhirnya, Amru bin Jamuh pun tersadar bahwa patung itu tidak layak dijadikan Tuhan. Tidak bisa memberi manfaat maupun bahaya Oleh karena itu, tidak layak untuk disembah.
Lambat laun tapi pasti, akhirnya hidayah masuk ke dalam kalbunya. Belia pun akhirnya memeluk Islam. Hidayah ini, setelah izin Allah, adalah karena dua teman yang bekerjasama atai tolong menolong dalam kebaikan. (Muhammad Mahmud al-Qadhi, Qashash at-Ta’awun, 9)
Kisah ini memberikan pelajaran penting menganai pentingnya tolong menolong dalam kenaikan. Dan dalam Islam perbuatan luhur ini sangat dianjurkan. Allah berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Tolong menolonglah kalian dalam kebahujab dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam (perbuatan) dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat pedih hukuman-Nya (sanksi-Nya).” (QS. Al-Ma`idah [5]: 2).
Kisah tadi dan ayat ini menunjukkan pelajaran penting bahwa tolong menolong bisa mengantarkan seseorang pada hidayah Allah. Wallahu a’lam. (Aza)