Jika seseorang sudah wafat, masihkah ia bisa mendulang amal untuk meringankan beban kehidupannya di alam kubur dan akhirat?
Dinarisikan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,“Jika manusia itu wafat, maka akan putus amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendo’akan orang tuanya.” (HR. Imam Muslim)
Mari kita kaji satu persatu berikut ini:
1. Harta yang disedekahkan. Harta yang disedekahkan untuk kepentingan orang lain, seperti untuk membayar hutang, membantu mereka yang kekurangan, memberi beasiswa bagi para pelajar, pahalanya akan terus mengalir.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 261, Allah Ta’ala berfirman, “Perumpamaan orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai: tumbuh seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
2. Mengajarkan ilmu. Dalam hal mengajarkan ilmu, bukan monopoli guru atau pendidik. Menyampaikan informasi yang baik, sehat, tidak hoaks, menulis buku-buku yang bermanfaat bagi masyarakat, termasuk mengajarkan ilmu dan pahalanya mengalir terus.
3. Anak Shaleh yang ditinggalkan. Mendidik anak menjadi shalih, karena anak-anak shaleh akan selalu berbuat kebaikan. Hasil didikan itu akan terus mengalir pahalanya. Dan doa-doa anak-anak yang shaleh/shalehah itu tak berhijab.
Semua amalan shaleh yang dilakukan oleh anak-anak yang shalih akan bermanfaat bagi orang tuanya yang sudah wafat. Tengoklah firman Allah Ta’ala berikut ini:
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An Najm: 39). Di antara yang diusahakan oleh manusia adalah anak yang shaleh. Amalan dari anaknya yang shaleh akan tetap bermanfaat bagi orang tuanya walaupun si orangtuanya sudah di liang lahat.
Anak shaleh adalah modal utama para orangtua, karena anak-anak shaleh itulah yang doanya tak terhijab. Karena itu, bagi para orangtua, hendaknya, dalam mendidik anak-anaknya, berorientasi ukrowi. Apa pun jenis pendidikan anaknya, orientasikan mereka kepada akhirat. Hanya dengan demikian,kita akan bisa melahirkan dan mencetak anak-anak shaleh yang akan bermanfaat untuk kedus orangtua, agama, dn bangsanya. (HMJ)