Suatu hari, ada seorang Arab badui yang menggendong ibunya di samping ka’bah. Sambil menggendong ibunya, ia melakukan ibadah thawaf mengitari ka’bah.
Dalam kondisi demikian dia berujar, ‘Akulah tempat pijakannya, aku tidak akan lari dari tugas ini.”
Ketika ada orang thawaf lain yang agak menyangsikan perbuatannya, maka oleh si badui dijawab, “Beban ibu ketika mengandungku dan menyusuiki lebih berat daripada aku menggendongnya.”
Kemudian dia lanjut mengatakan, “Labbaik Allahumma Labbaik…Labbaik Allahumma Labbaik….Aku datang ya Allah menyambut panggilanmu.”
Perkataannya itu diulang berkali-kali. Ternyata perbuatannya dilihat oleh Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhuma.
Ali pun mengatakan kepada Umar, “Wahai Abu Hafsh, ayo ikut aku thawaf di ka’bah, barangkali nanti Allah menurunkan rahmat-Nya sehingga merata kepada kita.” Maksud Ali adalah rahmat itu juga turun kepada orang badui yang berbakti kepada ibu itu.
Kemudian Umar dan Ali pun berthawaf bersama dengan laki-laki itu. Dan seperti sebelumnya, badui itu melafalkan kata-kata yang sama seperti sebelumnya.
Lantas Ali berkata kepada si badui, “Jika kamu berbakti kepadanya, maka Allah lebih bersyukur…Dia akan membalas amal yang sedikit dengan yang lebih banya.”
Berbakti kepada orang tua, khususnya ibu memang terdapat keutamaan. Perhatikan riwayat berikut:
عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ «إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ ثَلَاثًا، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِآبَائِكُمْ، إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِالْأَقْرَبِ فَالْأَقْرَبِ»
Bersumber dari Al Miqdam bin Ma’dikarib, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewasiyatkan kalian supaya berbakti kepada ibu-ibu kalian -beliau mengucapkan hingga tiga kali-, berbakti kepada bapak-bapak kalian, berbakti kepada kaum kerabat kalian, lalu kepada kerabat yang lebih dekat lagi.” (HR. Ibnu Majah)
Demikian juga riwayat Imam Ahmad. Suatu hari Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku bertanya, Wahai Rasulullah! Amal apa yang paling disukai Allah?”. Beliau menjawab, ‘Shalat pada awal.’ Aku bertanya (kembali), ‘Kemudian apalagi?’ Beliau menjawab, ’Kemudian berbakti kepada ibu bapak’. Aku bertanya kembali, ‘Kemudian apalagi?’ Beliau menjawab, ‘Kemudian berjihad.’
Perhatikan begitu banyak keutamaan yang disiapkan Allah untuk orang yang berbakti kepada orang tua, khususnya ibu. Bagi yang masih mempunyai ibu yang masih hidup, maka jangan pernah disia-siakan karena ia bisa menjadi gerbang menuju surga.
Suatu hari Nabi bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ أَدْرَكَ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ الكِبَرَ فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الجَنَّةَ
“Celakalah seseorang yang mendapati kedua orang tuanya sampai berusia lanjut namun kedua orangtuanya tidak dapat memasukkannya ke dalam Surga (karena kebaktiannya).” (HR. Tirmidzi). (Aza)