Indonesiainside.id, Jakarta – Kandidat doktoral spesialis pandemi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa situasi pandemi jelang pelaksanaan ibadah haji tahun 2020 bukan pertama kali. Demikian dikatakan Dicky Budiman dalam webinar bertajuk ‘Berhaji di masa pandemi Covid-19, mungkinkah? (perspektif epidemiologi dan kesehatan haji), Senin (1/6).
“Epidemi menjelang haji sampai ditunda adalah tahun 967 masehi, kemudian di 1821 juga kolera meningitis menjadi langganan yang menyebabkan pelaksanaan haji dibatalkan, bahkan beruntun terjadi di 1837 dan 1840,” ujarnya.
Termasuk di tahun 1918 banyak penduduk Arab yang meninggal dan tahun 1987 akibat meningitis. Kemudian pada tahun 2009, muncul pandemi H1N1.
“Ini persis seperti sekarang, pemerintah Saudi mulai melakukan persiapan, antisipasi dan kajian, tapi akhirnya Alhamdulillah bisa. Nah, seandainya saat ini mendapatkan green line dari Badan Kesehatan Haji, maka bisa jadi haji dapat dilaksanakan,” tuturnya.
Selain itu, pandemi juga terjadi pada tahun 2012 dan tahun 2013 berupa virus MERS serta pada tahun 2017 ada endemi kolera. “Jika melhat pada kondisi Saudi Arabia sendiri yang akan menjadi tuan rumah, kasus pertama di Saudi berasal dari Iran yang menjadi epicentrum,” ujarnya.
Namun, kabar baiknya, lebih dari 70 persennya kasus di Saudi sudah pulih dan kematiannya juga kecil. Menurut Dicky, kemampuan penanganan di Saudi sangat baik dan tes dilakukan secara masif dengan angka 50 ribu tes per hari, sehingga kasus Covid-19 dapat terkendali.
“Jangan sampai kita mengklaim suatu daerah aman, tapi tidak pernah tes (Covid-19), itu namanya bohong,” ucapnya.
Dia melihat kurva Covid-19 di Saudi sudah mulai melandai. Tetapi upaya recovery ini tidak bisa menjadi dasar tunggal pengambilan keputusan pelaksanaan haji.
“Sebab, mereka (Saudi) punya pengalaman di tahun 2009 ketika menangani H1N1. Maka skenarionya, mengurangi kuota jamaah haji, tapi keputusan ini tergantung pada kesiapan pemerintah Saudinya,” katanya.
Saudi, Dicky menduga juga akan memprioritaskan negara di mana pandemi Covid-19 sudah turun dan terkendali. Maka, hal yang harus menjadi perhatian adalah penguatan tes, baik di dalam negeri maupun ketika tiba di Saudi.
“Saudi saat ini sudah melakukan mobile test dan hasilnya cepat sekali, 15 menit. Termasuk ketika nanti akan pulang, maskapai akan memeriksa ketat penumpangnya, bisa jadi sebagian ada yang masuk ruang isolasi,” ujarnya. (02/Aza)