Gaya berjalan Rasulullah SAW merupakan tuntunan yang sempurna. Sebagaimana tuntunan beliau yang lain, beliau selalu bersikap pertengahan. Beliau tidak berjalan terlalu cepat, tidak juga terlalu lambat.
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Qutaibah bin Said bercerita kepada kami, dari Abu Yunus, dari Abu Hurairah, ia berkata, Ibnu Lahi’ah berkata: “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih indah dari Rasulullah SAW seolah-olah matahari berpendar pada wajah beliau. Aku tidak pernah melihat seorang pun yang jalannya lebih cepat dari Rasulullah SAW seakan-akan bumi dilipat oleh beliau (saat berjalan), sedang beliau tidak menghiraukan. (HR HRTirmizi)
Salah satu bunyi haditas, “Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih indah dari Rasulullah SAW” (wa laa ra-‘aitu syae-an ahsana min Rasulillah). Abu Hurairah tidak mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang pun..” Penggunaan kata sesuatu menandakan keumuman yang meliputi segala sesuatu termasuk manusia, rembulan, dan hal lain yang memiliki keindahan.
Dalam hadits di atas, Abu Hurairah menggambarkan, seakan-akan ia melihat matahari berpendar pada wajah Rasulullah SAW. Karena begitu cerah dan bercahayanya wajah beliau. Disebutkan dalam Kitab Imam Tirmizi Syarah Syamailin Nabi SAW, cahaya yang ada pada wajah Nabi SAW bukanlah makna cahaya yang sebenarnya hingga dapat menerangi sekitarnya.
Dalam Hadits itu juga, “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang jalannya lebih cepat dari Rasulullah SAW”, Imam Bukhari menggambarkan, seakan-akan bumi dilipat oleh beliau, artinya, didekatkan sehingga langkah beliua begitu cepat meninggalkan lagkah sebelumnya. Sampai-sampai, para sahabat Nabi, merasa kesusahan untuk mengimbangi langkah beliau. Meski sebenarnya jalan beliau hanya langkah biasa tanpa ada maksud untuk mendahului atau lebih cepat. Dalam konteks ini, Rasulullah memiliki kekuatan dan fisik yang prima sehingga berjalan demikian.
Dalam hadits selanjutnya, Ali bin Hujr dan beberapa rawi lainnya, bercerita kepada kami, mereka berkata: Isa bin Yunus bercerita kepada kami, dari Umar bin Abdillah –maula Ghufrah-, ia berkata: Ibrahim bin Muhammad mengabarkan kepadaku, dari salah satu putra Ali bin Abi Thalib, ia berkata: “Dahulu Ali bin Abi Thalib, ketika mendiskripsikan Nabi Muhammad SAW, ia berkata, jika beliau berjalan, beliau tidak berjalan terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Seakan-akan jalanan yang beliau lewati adalah lereng.
Kemudian, dijelaskan juga dalam hadits bahwa jika Rasulullah berjalan, badan beliau menunduk seakan-akan sedang menuruni sebuah turunan. Penjelasan dalam Syarah Syamailin Nabi SAW, bahwa ketika berjalan, beliau SAW mengangkat kaki dengan sigap bukan seperti orang yang menyeret kaki seakan-akan malas berjalan.
Demikian cara Rasulullah SAW berjalan yang dijelaskan dalam Syarah Syamailin Nabi SAW. Sebagaimana firman Allah SWT: “Sederhanakanlah (caramu) berjalan.. (QS Luqman [31]: 19). (Aza/ Sumber: Syarah Syamail Nabi)