Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Luth Alaihis Salam melanjutkan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam. Panji-panji yang dibawanya juga sama, mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Perbuatan menyimpang kaumnya yang menyukai lelaki sama lelaki membuat murka Allah.
Luth adalah putera Haran, saudara Ibrahim Alaihis Salam. Jadi, Luth adalah kemenakan Ibrahim. Ia mengikuti hijrah pamannya, ketika sampai di negeri Syam (Palestina), mereka berdua membuka peternakan domba dan lain-lain.
Tatkala usahanya sukses dan membesar, Nabi Ibrahim Alaihis Salam dan Luth Alaihis Salam membagi hartanya dan mereka berpisah untuk memenuhi panggilan dakwah. Nabi Ibrahim tinggal di sebelah barat Palestina, sedangkan Nabi Luth tinggal di sebelah timur Palestina. Dalam perjalanannya, Luth diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk berdakwah di kota Sodom, sebuah kota pesisir Laut Mati yang berada di tenggara Palestina.
Penduduk Sodom ternyata sangat bejat moralnya. Suka mencuri, merampok, membunuh, dan, ini yang parah, menyukai sesama lelaki alias homoseks. Sepanjang kehidupan umat manusia, dari Nabi Adam Alaihis Salam sampai Nabi Luth Alaihis Salam, inilah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh umat manusia. Sebelum era Luth, belum ada perilaku yang menjijikkan itu.
Kaum Nabi Luth Alaihis Salam adalah kaum yang pongah, tak mau mendengar nasihat orang, dan moralnya lebih rendah dari binatang. Bahkan, mereka, kaum Nabi Luth itu, menantang agar azab Allah Subhanahu wa Ta’ala ditimpakan kepada mereka. Luar biasa keberanian orang-orang yang tidak punya akal-sehat tersebut. Kepada Luth mereka berkata, “Jika kamu termasuk orang-orang yang benar, datangkanlah azab Allah.” Luth pun tak punya jalan lain kecuali berdoa kepada Allah agar segera azab didatangkan untuk mereka. Kemurkaan Luth adalah kemurkaan Allah, karena itu Ia datangkan tiga malaikat yang menyamar sebagai pemuda yang tampan-tampan.
Para utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu mendatangi Luth Alaihis Salam. Setelah berbincang dengan Luth, dan Luth pun merasa kebingungan karena khawatir kaumnya akan mengganggu tamunya tersebut, berkatalah para malaikat itu, “Hai Luth, kami ini adalah utusan Tuhanmu, kaum-mu itu tidak bakal sampai menodaimu!” Para malaikat itu meminta Luth, keluarga, dan kaumnya yang beriman untuk segera meninggalkan tanah dimana ia berpijak. Malam itu juga Luth bersama anak-anak dan kaumnya yang setia meninggalkan Sodom.
Isteri Luth, Walihah, tidak ikut serta karena ia sesungguhnya adalah bagian dari kaumnya yang durhaka pada Nabinya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berkatalah para utusan Allah tersebut, “Jangan pula engkau ajak isterimu karena ia termasuk mereka yang durhaka; sebab keputusan siksaan Allah akan segera tiba di waktu Subuh.”
Maka, di waktu Subuh, siksaan Allah Subhanahu wa Ta’ala benar-benar kejadian. Begitu dahsyatnya, negeri mereka dibalik oleh Allah sehingga porak-poranda, dan diiringi oleh hujan batu yang bertubi-tubi menghancur-ludeskan mereka. “Dan, tiadalah jauh siksaan itu bagi orang-orang yang berbuat aniaya”.
Kota Sodom hancur. Bangunan dan pepohonan rata dengan tanah. Penduduk yang bejat moralnya musnah. Luth Alaihis Salam bersama anak-anak dan pengikutnya yang setia selamat dan melanjutkan kehidupan di tempat yang baru.
Dalam al-Qur’an kisah dakwah Nabi Luth Alaihis Salam diabadikan di empat surah, yaitu: surah Al-A’raf/7: 80-84; surah Hud/11: 69-83; surah Asy-Syu’ara/26: 160-175; dan surah Al-’Ankabut/29: 28-34. (HMJ)