Bergelar Almasih, dan dipanggil Ibnu Maryam, putra Mryam. Isa Alaihis Salam adalah nabi dan rasul yang punya keistimewaan. Tatkala Isa lahir, Bani Israil geger. Mereka menuduh Maryam, ibunda Isa, melakukan perbuatan tercela. Atas tuduhan itu, Maryam tidak perlu banyak menjawab. Si bayi (Isa) yang disuruhnya menjawab. Isa, menjawab, bahwa semua tuduhan yang ditujukan kepada ibundanya tersebut tidak benar. Orang-orang Yahudi terbungkam dibuatnya.
Isa berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Ketika anak-anak seusia dia, 12 tahun, lebih suka bermain-main dengan teman-temannya Isa, di usia 12 tahun, Isa sudah terbiasa mengikuti diskusi para ulama di Baitul Maqdis. Pada usia 30 tahun, di bukit Zaitun, Isa menerima tugas kenabiannya.
Dalam proses pencucian hati-nurani, Isa Alaihis Salam sering menyendiri untuk mendekatkan dirinya kepada Ilahi. Suatu hari, ia pergi ke bukit Zaitun. Sekonyong-konyong ia jatuh terduduk. Lalu, sejurus kemudian, muncullah sesosok lelaki yang memintanya agar batu besar yang ada di sekitarnya dijadikan roti. Tetapi, permintaan tersebut tidak diindahkan oleh Isa. Bahkan, Ia mengatakan, bahwa kebesaran Tuhan hanya ada pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jawaban ini menunjukkan bahwa iman Nabi Isa tak tergoyahkan.
Orang tersebut lalu pergi. Ternyata, orang tersebut adalah Iblis yang menyaru sebagai manusia. Isa Alaihis Salam bersyukur bahwa dirinya terhindar dari godaan Iblis. Tidak lama kemudian, malaikat Jibril datang menghampirinya dan menyatakan bahwa Isa diangkat oleh Allah Ta’ala sebagai nabi dan rasul. Isa lalu menerima kitab suci Injil yang berisi, antara lain, pembenaran atas kitab suci sebelumnya, Taurat. Dalam Injil juga disebutkan, bahwa kelak, setelah Isa, akan diturunkan Al-Qur’an kepada Ahmad (Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam). Namun, ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata’.” (QS. 6i: 6). Begitulah Allah Ta’ala menuliskan sejarah secara faktual dan akurat, baik di Injil maupun di daam Al-Qur’an.
Seusai menerima tugas sebagai seorang nabi dan rasul, Isa Alaihis Salam mulai berdakwah kepada umatnya, Bani Israil. Ia keluar masuk ke kota-kota di Palestina, termasuk di dalamnya kota Betlehem, dimana ia dilahirkan. Hal yang pertama dilakukannya adalah mendatangi para pemuka agama Yahudi dan mengingatkan mereka agar kembali ke jalan yang benar. Isa mengajak mereka melaksanakan perintah-perintah Allah Subhanahau wa Ta’ala dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Atas kenabian Isa, ada yang percaya, tidak sedikit yang menentangnya.
Sebagai nabi dan rasul, Isa Alaihis Salam diberi mu’jizat berupa kitab Injil, menghidupkan orang yang meninggal, mengobati orang yang sakit, menyembuhkan orang gila, orang pincang bisa berjalan normal, orang bisu bisa berbicara, orang buta bisa melihat, serta membuat burung burung dari tanah liat menjadi burung betulan, atas izin Allah.
Dalam al-Qur’an, kisah dakwah Isa Alaihis Salam diabadikan di tujuh surah, yaitu: surah Ali Imran/3: 45-60; surah Al-Maidah/5: 72-75; surah Al-Maidah/5: 110-118; surah Maryam/19: 16-37; surah Az-Zukhruf/43: 57-65; surah Al-Hadid/57: 27; dan surah Ash-Shaff/61: 6-14. (HMJ)