Indonesiainside.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
  • Home
  • Nasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Risalah
No Result
View All Result
Indonesiainside.id
Home Risalah

Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Furqan Ayat 72

Azhar Azis
Jumat, 25/12/2020 - 15:21 WIB

Wisatawan berswafoto di Museum Bayt Al Quran Al Akbar, di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (20/7). Agensi Anadolu/Muhammad A.F

Dalam tafsir ringkas Kementerian Agama RI, Al-Qur’an Surat Al-Furqan Ayat 72, disebutkan bahwa sifat-sifat utama dari ibadurrahman (hamba Allah Ar-Rahman) adalah orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, yang sengaja dilakukan seseorang padahal dia tahu bahwa hal itu bohong belaka.

Apabila ibadurrahman bertemu, yakni berjumpa, dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, baik perkataan atau pun perbuatan yang sia-sia, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. Mereka tidak menghiraukannya dan tidak memedulikannya. Sebagai seorang muslim, setiap langkahnya harus membawa kemanfaatan bagi kehi-dupannya yang akan dibawa setelah dia meninggal.

Kemudian pada ayat 73, sifat ‘ibadurrahm’n berikutnya adalah orang-orang yang apabila diberi peringatan oleh Allah atau nabi-Nya dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta, tapi mereka mendengar peringatan tersebut dengan penuh perhatian dan sikap yang penuh kepedulian.

Baca Juga:

Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mumtahanah Ayat 8

Bunyi Quran Surat Al-Furqan Ayat 72 yang dibahas adalah :

وَٱلَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ ٱلزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا۟ بِٱللَّغْوِ مَرُّوا۟ كِرَامًا

Arab-Latin: Wallażīna lā yasy-hadụnaz-zụra wa iżā marrụ bil-lagwi marrụ kirāmā

Terjemah Arti: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia :

Dan juga orang-orang yang tidak memberikan persaksian dusta dan tidak menghadiri tempat-tempatnya, dan mereka apabila dengan tidak sengaja melewati orang-orang yang hanyut dalam kebatilan dan permainan, orang-orang itu melintasi mereka dengan berpaling dan mengingkari, dengan menjaga kehormatan diri dan tidak menyukai itu terjadi pada selain mereka.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) :

Dan orang-orang yang tidak menghadiri hal-hal batil; seperti masuk ke tempat-tempat maksiat dan hiburan yang haram. Apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengucapkan dan mengerjakan perbuatan yang sia-sia, mereka hanya melewatinya begitu saja sembari menjaga kehormatan diri mereka sendiri yaitu tidak berkumpul dan berbaur dengan mereka.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur’an Universitas Islam Madinah :

Dan mereka tidak bersaksi dengan kesaksian bohong. Dan jika mereka melewati tempat-tempat orang-orang yang berbuat kebatilan secara tidak sengaja maka mereka menjauhkan diri darinya dan tidak ikut bersama orang-orang tersebut serta mengingkari perbuatan mereka.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah :

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ (Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu) Yakni mereka tidak memberi persaksian palsu, atau mendatangi dan mendatangi hal yang batil, dan termasuk hal yang batil adalah menghadiri acara-acara bid’ah sebab itu adalah bentuk pendustaan terhadap agama Allah dan bukan bagian dari agama-Nya.

وَإِذَا مَرُّوا۟ بِاللَّغْوِ مَرُّوا۟ كِرَامًا (dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya) Yakni mereka berpaling darinya. Makna (اللغو) adalah segala ucapan dan perbuatan yang tidak berguna. Mereka menjauhkan diri dan menghargai diirinya dengan tidak ikut masuk ke dalam hal yang tidak bermanfaat serta tidak berinteraksi dengan para pelakunya.

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah :

Dan orang-orang yang tidak melakukan saksi palsu dengan sengaja, tidak mendatangi tempat-tempat kebathilan karena menyaksikan itu sama seperti ikut serta, dan ketika bertemu dengan perbuatan sia-sia, yaitu setiap sesuatu yang sia-sia baik dalam ucapan maupun tindakan, maka mereka menjauhinya, maknanya mereka tidak mau mengerjakan perbuatan sia-sia dan ikut serta dengan orang yang mengerjakannya

Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H:

(72) “dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu,” maksudnya mereka tidak menghadiri kepalsuan, yaitu perkataan dan perbuatan yang diharamkan. Mereka menghindari majelis-majelis yang banyak mengandung perkataan-perkataan atau perbuatan-perbuatan yang diharamkan, seperti mempermasalhkan ayat-ayat Allah, dabat batil, menggunjing, memfitnah (adu domba), memaki, menuduh berbuat zina, memperolok-olok, lagu-lagu haram, minum khamar, alas-alas yang terbuat drai kain sutra, gambar-gambar dan lain-lain.

Kalaulah mereka tidak menyaksikan kepalsuan, maka lebih utama lagi mereka tidak mengatakannya dan mengerjakannya. Kesaksian palsu masuk kedalam kategori ucapan palsu, dan masuk kedalam maksud ayat ini secara lebih utama. “dan apabila mereka bertemu dengan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah,” yaitu pembicaraan yang tidak mengandung kebaikan dan faidah religi ataupun duniawi, seperti pembicaraan orang-orang yang dungu dan yang serupa dengannya, “mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya,” maksudnya mereka mencegah diri mereka dan memuliakan dirinya dari tindakan ikut serta tenggelam di dalamnya (meskipun tidak mengandung dosa) tetapi ia merupakan tindakan bodoh yang mencemari kemanusiaan dan kewibawaan. Mereka menjaga kesucian diri mereka darinya.

Dan pada FirmanNYa, “dan apabila mereka bertemu dengan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah,” terdapat sebuah isyarat bahwa mereka tidak bermaksud menghadirinya ataupun mendengarkannya, akan tetapi hal itu terjadi saat bertemu secara kebetulan tanpa kesengajaan. Mereka memuliakan diri mereka darinya.

(73) “dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka,” yang mana Dia memerintahkan kepada mereka untuk mendengarnya dan menjadikannya sebagai pedoman, “mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta,” maksudnya, mereka tidak meresponnya dengan sikap berpaling darinya, bersikap tuli untuk mendengarnya dan mengalihkan perhatian dan hrti drainya, seperti yang dilakukan oleh orang yang tidak beriman dan tidak membenarkannya.

Sesungguhnya sikap mereka di saat mendengarnya adalah seperti yang difirmankan oleh Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan aayat-ayat (kami), niscaya mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri,” (as-sajdah:15) Mereka meresponnya dengan menerima ayat-ayat itu, rasa membutuhkannya, tunduk dan patuh kepadanya. Anda akan menjumpai mereka memiliki telinga yang peka dan hati yang sensitive, hingga iman mereka bertambah karenanya, makin sempurna keyakinannya karennaya, menimbulkan semangat pada diri mereka, dan mereka sangat riang dan berbahagia karenanya.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur’an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I :

Ada pula yang menafsirkan dengan tidak menghadiri Az Zuur, yakni ucapan dan perbuatan yang haram. Oleh karena itu, mereka menjauhi semua majlis yang di dalamnya penuh dengan ucapan dan perbuatan yang haram, seperti mengolok-olok ayat-ayat Allah, perdebatan yang batil, ghibah (gosip), namimah (mengadu domba), mencaci-maki, qadzaf (menuduh zina), nyanyian yang haram, meminum khamr (arak), menghamparkan sutera, memajang gambar-gambar, dsb. Jika mereka tidak menghadiri Az Zuur, maka tentu mereka tidak mengucapkan dan melakukannya.Termasuk ucapan Az Zuur adalah persaksian palsu. Yakni tanpa ada maksud untuk menemuinya, akan tetapi bertemu secara tiba-tiba. Yakni tidak ada kebaikan atau faedahnya baik bagi agama maupun dunia seperti obrolan orang-orang bodoh. Mereka bersihkan diri mereka dari ikut masuk ke dalamnya meskipun tidak ada dosa di sana, namun hal itu mengurangi kehormatannya. (Aza/Referensi: https://tafsirweb.com/6328-quran-surat-al-furqan-ayat-72.html)

Topik Terkait: ibadurrahmanpersaksian palsutafsirTafsir Surat Al Furqan Ayat 72
ShareTweetSend

Berita Lainnya

Shalawat di Hari Jumat, Semakin Banyak Semakin Besar Pahalanya

25/02/2021 - 21:21 WIB

Bagi orang yang membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW satu kali, maka Allah SWT akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali....

Ibrahim bin Adham: Mengapa Doa Tak Dikabulkan?

Muhasabah: Hisablah Dirimu Sebelum Engkau Dihisab

25/02/2021 - 11:49 WIB

Muhasabah atau introspeksi diri menjadi keharusan bagi seorang mukmin untuk menakar seberapa jauh ia melangkah dalam kebaikan dan seberapa baik...

Tetap Berkawan dalam Perbedaan

Keutamaan Berteman dan Bersahabat

24/02/2021 - 22:10 WIB

Kedekatan kepada sesama atau pertemanan adalah buah dari akhlak mulia. Kebaikan akhlak membuahkan rasa saling mencintai, menyayangi, dan peduli. Sebaliknya,...

Muhasabah diri

Muhasabah atau Introspeksi Diri

24/02/2021 - 04:30 WIB

"Introspeksilah diri kalian sebelum dihisab. Perhatikan apa yang kalian persiapkan untuk diri sendiri berupa amal saleh dan apa bekalmu untuk...

Malaikat yang Ditugasi Menurunkan Hujan, Menumbuhkan Pohon dan Mengatur Rezeki

Malaikat yang Ditugasi Menurunkan Hujan, Menumbuhkan Pohon dan Mengatur Rezeki

23/02/2021 - 14:57 WIB

Tidak ada setets air pun yang turun dari langit melainkan disertai oleh Malaikat yang mengantarkannya ke tempatnya di bumi. Salah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

  1. Sebut Miras Budaya, Denny Siregar Disemprot Netizen Papua
  2. GP Ansor Bekasi Tolak Izin Investasi Miras, Sebut Bangsa Indonesia Bukan Pemabuk
  3. Deputi V Kantor Staf Presiden Akui Nurdin Gubernur Kreatif dan Inovatif
  4. Pendeta Elifas Maspaitella Ditahbiskan Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku
  5. Delapan Rumah Roboh akibat Longsor di Gunungpati Semarang, Belasan Rusak Parah
Berita Selengkapnya

Narasi

Sri Lanka Gunakan Limbah Plastik Untuk Lapisan Jalan Raya
Narasi

Perlunya Memangkas Sampah Plastik Belanja Online

01/03/2021

Berita Terkini

Perundingan di Moskow Lancar, Taliban: April AS Angkat Kaki dari Afghanistan

Afghanistan Sebut Perjanjian Doha Gagal Wujudkan Perdamaian

01/03/2021
Plt Gubernur Sulsel Tak Ingin OTT KPK Terulang, Pastikan Transparansi dan Persaingan Sehat bagi Pengusaha

Plt Gubernur Sulsel Tak Ingin OTT KPK Terulang, Pastikan Transparansi dan Persaingan Sehat bagi Pengusaha

01/03/2021
Bangladesh dan India Abaikan 81 Pengungsi Muslim yang Terapung di Laut Andaman

Pegiat Hak Asasi Manusia Desak India Lindungi Pengungsi Rohingya yang Terapung di Laut

01/03/2021
Satpol PP Jakarta: Kafe Brotherhood Bisa ‘Terancam’ Ditutup

Satpol PP: Jika Benar Ada Transaksi, Kafe Brotherhood Bisa Dicabut Izinnya

01/03/2021
Ledakan Bom di Lhong Raya, Banda Aceh, Seorang IRT Alami Luka Ringan

Ledakan Bom di Lhong Raya, Banda Aceh, Seorang IRT Alami Luka Ringan

01/03/2021
  • Redaksi
  • Kontak
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
INI Network

© 2021 MediatrustPR. All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Nasional
    • Politik
    • Hukum
    • Internasional
    • Nusantara
    • Humaniora
  • Ekonomi
  • Metropolitan
  • Khazanah
  • Serba-serbi
    • Foto
    • Infografis
    • Videografis
    • Pojok
  • Lifestyle
  • Olahraga
  • Tekno
  • Narasi
  • Risalah
  • Berita Populer
  • Unduh Aplikasi