Pada setiap golongan itu sesungguhnya mempunyai kesesuaian antara karakter satu ruh dengan ruh orang lain dalam segi akhlak dan mindset
Oleh: KH. Luthfi Bashori
Indonesiainside.id–Rasulullah ﷺ pernah bersabda tentang keberadaan ruh. Mereka, sesungguhnya sangat akrab dan saling mengenal.
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok, maka ruh-ruh yang saling kenal akan menjadi akrab, adapun ruh-ruh yang tidak saling kenal akan menjadi saling tidak cocok.” (HR. Imam Bukhari melalui sanad Sayyidah Aisyah RA).
Dalam bahasa hadits digunakan istilah ‘Junudun Mujannadah’ artinya bagaikan tentara yang telah kompak terlatih dengan baik. Maksudnya, Allah menciptakan arwah atau ruh-ruh manusia di dunia ini, menjadi golongan-golongan yang terhimpun dalam satu kesatuan di antara sesamanya.
Pada setiap golongan itu sesungguhnya mempunyai kesesuaian antara karakter satu ruh dengan ruh orang lain dalam segi akhlak dan mindset.
Sebenarnya, di saat Allah menciptakan ruh-ruh itu, mereka sudah saling mengenal satu dengan lainnya, hingga saat ruh-ruh itu dimasukkan ke dalam jasad manusia, maka orang-orang tersebut akan terkelompok dengan sendirinya, sesuai kesamaan ideologi, pemikiran, perilaku hingga dapat berjumpa dalam satu perkumpulan yang sejalan.
Sedangkan ruh-ruh yang sejak diciptakan itu bertentangan watak, karakter, atau sifat maka saat lahir di dunia tidak akan saling berkesuaian antara yang satu dengan lainnya dan tidak akan saling mengenal. Karena itu ruh-ruh orang jahat, akan bergerombol di dunia dengan sesama komunitas orang-orang jahat, sebagaimana ruh-ruh orang baik, akan berkumpul dalam komunitas orang-orang baik pula.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, bahwa perkumpulan manusia di dunia ini, para ulama akan bertemu dengan ulama lainnya yang seirama. Orang saleh ahli ibadah pun akan berjumpa dengan orang saleh ahli ibadah lainnya.
Para ilmuwan akan menyatu dengan ilmuwan lainnya. Demikian pula sebaliknya, orang yang durhaka akan senang bergaul dengan orang durhaka lainnya.
Para penjahat akan menjadi satu geng dalam dunia kejahatan mereka. Para politikus juga akan menjadi satu partai yang sekira sama-sama dalam kepentingan, hingga tertuang dalam visi dan misi partainya juga sama-sama satu program demi mensukseskan kepentingan mereka.
Kelompok kebenaran di dunia ini, selamanya tidak akan dapat berkumpul dan bekerja sama dengan kelompok kejahatan.*
Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami, Singosari, Malang