Seseorang datang kepada Rasulullah SAW perihal doa-doa yang dipanjatkan Rasulullah. Orang tersebut mengakui doa-doa Nabi SAW sangat banyak dan dia tidak menghafalnya satu pun.
Mendengar hal itu, Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa yang menyangkut dan menggabungkan semua doa-doa Rasulullah. Hal ini disampaikan dalam Hadits Tirmidzi Nomor 3443, sebagai berikut:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ مُحَمَّدٍ ابْنُ أُخْتِ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِدُعَاءٍ كَثِيرٍ لَمْ نَحْفَظْ مِنْهُ شَيْئًا قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ دَعَوْتَ بِدُعَاءٍ كَثِيرِ لَمْ نَحْفَظْ مِنْهُ شَيْئًا فَقَالَ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَجْمَعُ ذَلِكَ كُلَّهُ تَقُولُ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin Hatim) telah menceritakan kepada kami (‘Ammar bin Muhammad) anak saudari Sufyan Ats Tsauri, telah menceritakan kepada kami (Al Laits bin Abu Sulaim) dari (Abdullah bin Sabith) dari (Abu Umamah) ia berkata; Rasulullah SAW berdoa dengan banyak doa, kami tidak hafal sesuatu pun darinya.
Kami katakan: “Wahai Rasulullah, Anda berdoa dengan doa yang banyak, kami tidak hafal sedikit pun darinya. Kemudian beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang menggabungkan hal itu semua? Engkau ucapkan:
ALLAAHUMMA INNAA NAS-ALUKA MIN KHAIRI MAA SA-ALAKA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADIN WA NA’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAS TA’AADZA MINHU NABIYYUKA MUHAMMADUN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM WA ANTAL MUSTA’AANU WA ‘ALAIKAL BALAAGH, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH”
(Ya Allah, kami memohon diantara kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad, dan kami berlindung dari keburukan yang NabiMu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepadanya, Engkau Tempat meminta pertolongan, dan Engkaulah tempat mengadu, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena pertolongan-Mu). (Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib)
Hadits selanjutnya, Hadits Tirmidzi Nomor 3444:
حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ مُعَاذٍ عَنْ أَبِي كَعْبٍ صَاحِبِ الْحَرِيرِ حَدَّثَنِي شَهْرُ بْنُ حَوْشَبٍ قَالَ قُلْتُ لِأُمِّ سَلَمَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ كَانَ أَكْثَرُ دُعَائِهِ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَكْثَرَ دُعَاءَكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ قَالَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلَّا وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ فَتَلَا مُعَاذٌ { رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا } وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَالنَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ وَأَنَسٍ وَجَابِرٍ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَنُعَيْمِ بْنِ هَمَّارٍ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
Telah menceritakan kepada kami (Musa Al Anshari) telah menceritakan kepada kami (Mu’adz bin Mu’adz) dari (Abu Ka’b) pemilik sutera, ia telah menceritakan kepadaku (Syahr bin Hausyab) ia berkata; aku katakan kepada (Ummu Salamah); wahai Ummul mukminin, apakah doa Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam yang paling sering, apabila ada padamu? Ia berkata; doa beliau yang paling sering adalah:
“YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIKA”
(Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamaMu).
Ummu Salamah berkata; wahai Rasulullah, betapa sering anda berdoa: “YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIKA” (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu).
Beliau berkata: “Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan hatinya berada diantara dua jari diantara jari-jari Allah, barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan meluruskannya dan barang siapa yang Allah kehendaki maka Dia akan membelokkannya.”
Kemudian Mu’adz membaca ayat: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” Dan dalam bab tersebut terdapat riwayat dari Aisyah serta An Nawwas bin Sam’an serta Anas, Jabir, Abdullah bin ‘Amr dan Nu’aim bin Hammam. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan. (Aza)