Biasanya, meminjam bahasa Al-Qur`an, kebanyakan manusia hanya mengingat Allah ketika dirinya sedang susah. Padahal, cara demikian tidaklah tepat. Jika saat susah ingin diingat Allah, maka perhatikan kisah berikut yang disarikan dari hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Suatu hari, Ibnu Abbas dibonceng oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Di sela-sela itu, Nabi berkata, “Wahai anak kecil, maukah kamu aku ajari beberapa kalimat yang Allah akan memberimu manfaat?”
Mendapat pertanyaan demikian, tentu anak seusia Ibnu Abbas kala itu penasaran. Langsung saja ia menjawab, “Ya.” Kemudian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan pesan-pesan penting yang salah satunya adalah jawaban dari pertanyaan yang di atas tadi:
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَيْهِ فِي الرَّخَاءِ، يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَإِذَا سَأَلْتَ، فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ، فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، قَدْ جَفَّ الْقَلَمُ بِمَا هُوَ كَائِنٌ، فَلَوْ أَنَّ الْخَلْقَ كُلَّهُمْ جَمِيعًا أَرَادُوا أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَكْتُبْهُ اللهُ عَلَيْكَ، لَمْ يَقْدِرُوا عَلَيْهِ، وَإِنْ أَرَادُوا أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَكْتُبْهُ اللهُ عَلَيْكَ، لَمْ يَقْدِرُوا عَلَيْهِ، وَاعْلَمْ أنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا، وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا “
“Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya engkau mendapatiNya di hadapanmu. Ingatlah Dia di waktu lapang niscaya Dia akan ingat kepadamu di waktu sempit. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Telah kering pena dengan apa yang telah terjadi. Seandainya seluruh makhluk hendak memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu. Dan seandainya mereka hendak mencelakakan dirimu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu. Dan ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan itu (datang) setelah kesulitan.” (HR. Ahmad)
Berdasarkan hadits ini, jika kita ingin diingat Allah Ta’ala ketika dalam kondisi sulit atau susah, maka ketika dalam kondisi lapang, senang, gembira, dan bahagi harus senantiasa ingat kepada Allah. Misalnya dengan zikir dan semacamnya.
Dalam kitab “Jaami’u al-‘Uluum wal Hikam” (I/472), Zainuddin Ad-Dimasyqi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mengenal Allah dalam kondisi lapang adalah saat ia dalam kondisi lapang atau senang, dia bertakwa kepada Allah, menjaga batasan-batasanNya, memelihara hak-hakNya, maka ketika dia mengalami kesusahan, Allah mengingatnya. Maksud ingat di sini adalah ia akan ditolong oleh Allah ketika mengalami kesulitan.
Hadits yang semakna juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
“Barang siapa yang senang Allah mengabulkan doanya ketika dalam keadaan sempit serta berduka maka hendaknya ia banyak berdoa ketika dalam keadaan lapang.” Pada hadits ini ada keterangan tambahan yaitu untuk diingat Allah ketika susah dan diijabahi doanya ketika dalam kondisi sulita, maka ketika sedang kondisi lapang harus memperbanyak doa. Artinya, doa dijadikan sebagai amal berkesinambungan, bukan saja saat sedang susah.
Dalam kitab “at-Taisiir Bisyarhi al-Jaami’ ash-Shagiir” (1988, II: 422) karya Zainuddin Al-Manawi diterangkan bahwa barangsiapa yang ingin dikabulkan doana kettika dia berada dalam kesedehian dan kesusahan, maka hendanya saat sedang sejahtera, aman, dan sehat wal-afiat memperbanyak doa kepada Allah. Karena, di antara karakter atau sifat mukmin adalah dianalogikan seperti ini: memasang bulu panah terlebih dahulu, sebelum memanah. Maknanya, berlindung kepada Allah tidak menunggu kondisi terdesak atau terpaksa.
Jadi, jika ingin diingat oleh Allah dalam kondisi susah, maka amalan ini perlu dilakukan: Pertama, mengenal Allah di waktu sedang lapang, dengan bertakwa, berzikir, dan menjaga diri agar tidak melampau batas-batas yang ditetapkan Allah. Kedua, memperbanyak doa pada waktu sedang dalam kondisi senang, aman atau gembira. (MBS)