Setelah membahas tafsir Al-Furqan dan Al-Hidayah, pembahasa terakhir tentang: Tafsir A. Hassan (3): Surah Yasin.
Berdasarkan buku Syafiq Mughni “Hassan Bandung” (1980: 127) karya anggitan A. Hassan ini terbit pada tahun 1951. Diterbitkan oleh Persatuan Islam Bangil Bagian Pustaka. Memang, sesuai dengan data yang penulis punya, karya ini terbit tahun 1951. Tafsir ini menurut keterangan Tamar Djaja dalam “Riwayat Hidup A. Hassan” (1980: 166) dicetak sebanyak 2.000 eksemplar.
Tafsir ini bisa dikatakan sebagai tafsir ringkas karya A. Hassan khusus surah Yasin. Susunan penafsiran dimulai dengan penyebutan nama surah dengan bahasa Arab kemudian disusul di bawahnya versi latin kemudian artinya. Selain itu, di bawahnya juga dijelaskan urutan nomer dan jumlah surah berikut turunnya surah.
Kemudian diawali dengan basmalah redaksi Arab sebelah kanan dan terjemahan sebelah kirinya. Demikian seterusnya seperti tafsir Al-Furqan mengenai posisi atau tata letak ayat dan terjemah. Secara umum penulisan dari tafsir ini masih menggunakan ejaan lama.
Setelah penulis cek, untuk redaksi ayat dan tafsir ringkas, ini sama persis dengan tafsir surah Yasin yang ada dalam Al-Furqan. Demikian juga footnote-nya. Hanya saja, dibandingkan dengan Al-Furqan dan tafsir Al-Hidayah, di sini ada tambahan ringkasan ayat; sedangkan dalam karya tafsir A. Hassan yang lain tidak ada.
Berikut ini contoh penyajian tafsir Surah Yasin karya A. Hassan bagian awal:
سورة يس
JA-SIEN
(Hai Manusia)
SURAH KE 36, 38 AJAT
Diwahjukan di Makkah
——————
يس
Hai manusia! 1)
وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ
Demi Qur-aan jang hakiem 2)
إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ
Sesungguhnja engkau 3) (adalah) dari orang 2 jang diutus.
عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Atas djalan jang lurus.
تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ
Jang diturunkan oleh Jang Gagah, Penjajang.
لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ
Supaja engkau antjam wqaum jang bapa-bapa mereka tidak diantjam 4) lalu mereka lalai.
Ringkasan ajat 1-6
Dengan nama Allah, Pemurah, Penjajang.
Hai Muhammad! Demi Qur`-an jang berisi kebidjaksanaan, sesungguhnya engkau adalah seorang dari jang di-utus buat memimpin manusia atas djalan jg lurus, Qur`an mana diturunkan oleh Tuhan Jang Gagah, Penjajang, supaja engkau antjam qaum ‘Arab dan sekitarnja jang beberapa lapisan dari datuk-nenek mereka tidak dapat antjaman atau peringatan, lalu mereka djadi lalai.
Footnote:
- Maqshudnja, hai Muhammad.
- Ja’ni perhatikanlah Qur`an jang mengandung kebidjaksanaan.
- Ja’ni Muhammad.
- Qaum-qaum jang tersebut di Qur`an ada dua matjam : qaum jang ashal dan jang bertjabang.
Semua qaum jang ashal itu telah didatangi pengantjam atau rasul. Qaum jang bertjabang dari ashal itu ada jg telah didatangi pengantjam dan ada jang tidak. Qaum ‘Arab zaman nabi Muhammad adalah dari golongan jang kedua. (Selesai Nukilan)
*****
Inilah contoh gaya atau model penafsiran A. Hassan dalam tafsir Surah Yasin. Ringkasan ayat semacam tafsir ringkas yang merangkum rentetean ayat secara berurutan yang sedang ditafsirkan sebelumnya sehingga pembaca bisa memahaminya secara global dan utuh. Sehingga antara satu ayat dengan yang setelahnya ada keterkaitan dan ketersambungan.
Sayangnya, penulis tidak menemukan latar belakang kenapa A. Hassan mengarang tafsir ini. Yang jelas, memang surah Yasin sudah sangat terkenal di Indonesia menjadi amalan tertentu. Dengan hadirnya tafsir A. Hassan (3) ini, seolah menyiratkan bahwa yang lebih penting dari sekadar bacaan, adalah bagaimana umat minimal mampu memahami arti dan tafsirnya sehingga surah Yasin mampu menjadi hidayah bukan bacaan yang dikeramatkan sehingga jauh dari tujuan penurunan Al-Qur`an yaitu untuk ditadabburi dan diamalkan. (MBS)