Ada banyak orang yang tidak bakal diajak mengobrol dan tidak dilihat oleh Allah pada Hari Kiamat, (bahasa kesehariannya dicuekin oleh-Nya), sebagaimana keterangan Al-Qur`an dan Hadits. Di antaranya adalah 3 orang yang disabdakan oleh Nabi berikut ini:
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ
“Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan tidak mensucikan mereka.” Abu Mu’awiyah menyebutkan, “Dan tidak melihat kepada mereka. Dan mereka mendapatkan siksa yang pedih: yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Pertama, orang tua pezina. Biasanya orang semakin tua semakin punya kesadaran akan tobat. Meski umur tak ada yang tahu kecuali Allah, namun usia semakin senja biasanya melahirkan kearifan untuk semakin menyiapkan bekal kematian. Dan harusnya, sebagaimana hadits Nabi, orang yang dikaruniai umur panjang harusnya semakin baik amalnya.
Ternyata, ada orang sebaliknya. Semakin tua semakin menjadi-jadi. Istilahnya tua banka atau tua-tua keladi. Bukat tobat, malah memperbanyak maksiat; tidak insaf, malah berbuat jahat; bukannya sadar, malah jadi bar bar. Itulah yang digambarkan dalam hadits ini yaitu orang tua pezina. Sudah jelas bahwa dalam Islam zina itu dilarang, tapi dia masih melakukannya. Pantas kalau kelak di akhirat orang ini tidak akan diajak ngobrol dan tak akan dilihat oleh Allah.
Kedua, pemimpin pendusta. Pemimpin, penguasa, ketua dan semacamnya, harusnya menjadi teladan bagi rakyat atau yang dipimpinnya. Kelak di akhirat akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah. Tapi, kelak ada pemimpin yang dicuekin Allah. Apa alasannya? Moral dan akhlaknya rendah. Sebagai pemimpin, ia suka berbohong dan berdusta.
Dalam menjalankan kekuasaannya, banyak sekali melakukan dusta. Janjinya mensejahterakan rakyat, ternyata mensejahterakan diri; janjinya membantu rakyat, rupanya hanya siasat; ngomongnya akan menegakkan keadilan hukum, ternyata hukum tebang pilih: tajam ke bawah, tumpul ke atas. Ini adalah pemimpin, penguasa yang pendusta dan akan dicuekin Allah di akhirat.
Ketiga, orang miskin yang sombong. Di dalam salah satu haditsnya Nabi menjelaskan bahwa orang yang sombong adalah : menolak kebenaran dan merendahkan atau meremehkan manusia.
Biasanya, orang miskin itu semakin insaf dan sadar diri; mendekatkan diri kepada Allah, rendah hati. Kalau ada orang kaya sombong, itu sudah biasa, meski kesombongan tetaplah tercelah. Tapi, kalau ada orang miskin, tapi sombong ini luar biasa. Karena apa yang mesti disombongkan? Hidup kekurangan, harta juga kesusahan. Maka kalau dalam kondisi demikian masih sombong, maka sungguh keterlaluan.
Dalam kitab “Syarh Asy-Suyuthi ‘Ala Muslim” (I: 122) dijelaskan: Ketiga orang ini secara khusus diancam karena mereka tetap melakukan maksiat padahal faktor untuk maksiat tidak begitu kuat dan mendesaknya tapi tetap dilakukan. Maka ketika maksiat dilakukan, itu sama saja dengan menentang dan meremehkan hak Allah. Orang tua biasanya nafsunya sudah lemah, syahwatnya sudah berkurang walaupun itu ditujukan kepada yang halal. Maka sungguh keterlaluan jika dalam kondisi demikian masih mau berzina. Demikian juga pemimpin pendusta. Dengan kekuasaan yang dimiliki, buat apa ia berdusta, seharusnya tak perlu lagi (tak butuh pencitraan lagi). Orang miskin pun demikian, harta tidak punya, tapi sombong dan merendahkan orang lain, mengapa ia sombong, harta saja tidak punya. Maka sangat wajar jika orang-orang ini nanti akan dicuekin oleh Allah pada hari kiamat.
Jadi, 3 orang yang akan dicuekin Allah pada hari kiamat adalah: Pertama, orang tua pezina. Kedua, pemimpin pendusta. Ketiga, orang miskin yang sombong. Semoga kita tidak masuk bagian dari mereka. (MBS)