Ketika ajal datang, tak akan bisa yang bisa menolak. Nabi dan Rasul sekali pun. Karena umur sudah ditetapkan, tidak mundur dan tidak pula maju sedetik pun.
Memang ada hadits bahwa Nabi Musa As dulu menjelang akhir hayatnya sempat menolak kedatangan Malaikat Maut hingga Malaikat kembali lagi dan melaporkan keengganan Nabi Musa dicabut nyawanya. Hal ini diceritakan dalam hadits Imam Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra. Namun setelahnya ada dialog, dan Nabi Musa menyadari bahwa kematian dirinya memang sudah dekat. Kisah ini akan diulas di lain artikel, insya Allah.
Sekelas Nabi Musa pun, tak kuasa menolak kedatangan ajalnya yang sudah dekat. “Jika demikian, kematian itu sudah dekat!”? Kata Nabi Musa menjelang kematiannya.
Namun, sudah diketahui dari para mufassir dan ulama bahwa sebelum kematian, ada Malaikat lain yang diutus menemui manusia selain. Malaikat Maut. Hal itu disebutkan dalam Al-Qur’an. Malaikat tersebut datang membawa kabar gembira tentang surga. Karenanya, setiap orang yang meninggal dan didatangi Malaikat ini, ingin cepat-cepat dikubur.
Air matanya meleleh dan rasa bahagia meliputi jiwanya. Bibirnya tersungging dan tersenyum mendengar kabar itu. Namun, tak setiap orang didatangi Malaikat pembawa kabar surga ini. Hanya kepada orang yang beriman dan istiqamah. Bagi mereka yang kafir dan pendurhaka, maka Malaikat yang mendatanginya adalah pembawa kabar neraka dan azabnya yang pedih.
Pembawa Kabar Gembira
Hal itu diisyaratkan dalam Al-Qur’an Surat Fushshilat (4) ayat 30-31. Allah SWT berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ – ٣٠
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ ۗ – ٣١
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.
Dalam tafsir Kemenag, orang-orang beriman yang bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan mereka, berkata: “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka bermohon kepada Allah agar meneguhkan pendirian mereka beristikamah dalam hidup, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka yang akan menjadi teman mereka dengan berkata, “Janganlah kamu merasa takut menghadapi masa datang, dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu melalui Rasul-Nya.”
Demikianlah para malaikat menenangkan orang-orang beriman dan membuat mereka lebih merasa nyaman. Para malaikat itu berkata, “Kami, atas perintah Allah, menjadi pelindung-pelindungmu dan akan selalu siap membantu kamu dalam kehidupan dunia dan demikian pula dalam kehidupan akhirat. Maka di dalamnya, yakni di dalam surga ini, kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dalam bentuk berbagai kenikmatan, dan memperoleh apa saja yang pernah kamu minta dulu di dunia.
Pembawa Kabar Neraka
Sebaliknya, ada juga kabar yang datang membawa kabar tentang neraka dan kemurkaan Allah SWT serta azab di akhirat bagi orang-orang kafir. Malaikat ini megatakan:
وَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ
(Alangkah ngerinya) sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan, karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am (6): 93).
Dalam tafsir Kemenag, Allah menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa tidak ada orang yang lebih zalim dari orang-orang Yahudi yang mengingkari kebenaran Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad. Mereka mengkhianati ajaran tauhid. Begitu juga bagi yang mengaku menerima wahyu dari Allah, seperti Musailamah al-Kadzdzab di Yamamah, al-Aswad al-‘Ansi di Yaman, Thulaihah al-Asadi dari Bani Asad, dan orang-orang yang mengaku dirinya mampu membuat kitab seperti Al-Qur’an.
Kepada mereka, dalam Al-Qur’an, Malaikat seakan-akan berkata, “Kalau memang kamu merasa mampu, lepaskanlah nyawamu dari badanmu agar terhindar dari renggutan ini.”
Perintah ini tidak akan dapat mereka lakukan, karena masalah ini di luar kemampuan mereka. Pada saat itu mereka tidak dapat menghindarkan diri dari siksa yang pedih dan menghinakan, karena mereka telah berani memutarbalikkan kebenaran, berkata dusta, dan sikap mereka yang congkak dan sombong terhadap ayat-ayat Allah. (Aza)