Setiap pintu memiliki kunci, dan Surga memiliki delapan pintu, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Maka marilah bersama-sama mengetahui apa saja kunci Surga itu!
Salah satu kunci surga adalah tobat nasuha atau pertobatan yang tulus. Tobat adalah kembali dari tindakan ketidaktaatan kepada Allah Azza wa Jalla, kepada ketaatan kepada-Nya. Sudah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa ada ciri-ciri taubat sebagaimana ayat-ayat berikut ini:
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS Al-Baqarah: 222)
Sesungguhnya Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang banyak beristigfar dan bertaubat dan menyukai hamba-hamba yang menyucikan diri dengan menjauhi perbuatan perbuatan keji dan kotor. Ayat ini menunjukkan kewajiban untuk menyucikan diri dari dosa-dosa dengan cara bertaubat, dan menyucikan diri dari kotoran dan najis dengan memakai air.
Kemudahan, tobat adalah wajib bagi setiap mukmin, sebagaimana firman Allah SWT:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. (At-Tahrim: 8)
Kita diperintahkan bertobat kepada Allah dari dosa-dosa dengan tobat yang sebenar-benarnya (tobat nasuha), yaitu tobat yang memenuhi tiga syarat.
Bila syarat-syarat itu terpenuhi, Allah menghapuskan semua kesalahan dan kejahatan yang telah lalu dan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Tobat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an bermakna juga sebagai salah satu penyebab keberhasilan. Allah SWT berfirman:
وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Dan bertobatlah kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung.” (An-Nur: 31)
Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar bertobat dan sadar kembali serta taat dan patuh mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bahkan dalam hal dosa memandang saja, kita harus bertobat.
Janganlah putus asa! Orang yang berdosa tidak boleh putus asa dari rahmat Allah. Pintu tobat terbuka sampai matahari terbit dari barat. Taubat nasuha karena Allah memiliki lima syarat, yakni:
1. Taqwa
Taqwa kepada Allah Azza wa Jalla harus menjadi pendorong agar seseorang bertobat kepada-Nya. Dengan taqwa, orang terdorong untuk bertobat agar dosa-dosanya diampuni, dimudahkan dalam menjalankan syariat Islam, serta menjadikan ibadah kepada Allah sebagai tujuannya.
2. Menyesal
Harus ada rasa penyesalan atas kemasiatan yang telah lalu. Dengan penyesalan itu, orang yang bertobat bersedih dan berduka atas kelalaian dan kelancangannya merobek-robek ketentuan Allah SWT dan Sunnah Rasulullah SAW. Dia berduka atas semua itu dan berharap tidak melakukan atau mengulanginya lagi.
3. Tinggalkan Dosa / Kemaksiatan
Segera tinggalkan dosa masa lalu dan semua jenis kemaksiatan. Jika yang dilanggar adalah perintah Allah, bersegeralah untuk melakukannya. Jika yang dilakukan adalah larangan-Nya, segeralah meninggalkannya saat itu juga. Tobatkan dan pastikan dengan sungguh-sungguh agar tidak mengulanginya.
4. Tidak Mengulangi
Harus ada tekad untuk tidak kembali pada dosa itu di kemudian hari. Jangan sampai hari ini bertobat, besok kembali lagi. Namun, jika masih saja diulangi, segeralah kembali bertobat lagi. Ingat, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Setiap melakukan dosa dan tersadar akan hal itu, bersimpuhlah dan bertobat kepada-Nya.
5. Jangan Terlambat
Jangan pernah menunda-nunda tobat karena ajal tidak ada yang tahu. Taubat tidak berguna lagi ketika sudah terlambat untuk diterima. Baik pada waktu yang ditentukan atau saat matahari terbit dari barat. Nabi SaW bersabda: “Barangsiapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan mengampuninya.” (HR. Muslim).
Ada seorang ulama ditanya: “Sungguh ada seorang yang jatuh dalam kesalahan, lalu dia bertaubat. Lalu dia jatuh lagi dalam kesalahan, dan bertaubat lagi. Kemudian dia jatuh dalam kesalahan lagi dan bertaubat lagi. Sampai kapan?”
Ulama itu menjawab: “Sampai setan putus asa menggodanya.”
Jadikanlah setan putus asa untuk menggoda Anda. Jangan sebaliknya, Anda malah dijadikan putus asa untuk bertaubat kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:
“Katakanlah: Wahai orang yang melampaui batas terhadap dirinya (dengan dosa), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah (dengan meminta ampun kepadaNya), karena Allah akan mengampuni dosa-dosa semuanya, sungguh Dia maha pengampun lagi maha penyayang..” (QS. Azzumar: 53)
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits qudsi, bahwa Allah berfirman:
“Wahai hamba-hamba-Ku, sungguh kalian akan terus melakukan kesalahan, baik di malam hari maupun siangnya, sedang Aku akan mengampuni dosa-dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian.” (HR. Muslim: 2.577) (Aza)
Sumber: Fatwa Syekh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin