Dalam sebuah hadits dengan riwayat shahih menggambarkan bahwa ada seorang wanita diibaratkan seperti burung gagak yang kedua kaki dan sayapnya berwarna merah.
Wanita tersebut diibaratkan demikian karena tabarruj, yaitu wanita yang gemar bersolek ala jahiliyah. Karena itu, para wanita berhati-hatilah dalam hal berdandan, bersolek, atau merias diri karena hal demikian bisa menjerumuskan.
Tentunya, tak sekadar diibaratkan seperti burung bersayap merah, karena hal itu mungkin langkah. Namun, jika pada karakter burung saja langka, kenapa ciri-ciri demikian ada di antara golongan manusia?
Rasulullah SAW bersabda:
خير نسائكم الودود الولود ، المواتية ، المواسية ، إذا إتقين الله وشر نسائكم المتبرجات المتخيلات وهن المنافقات لا يدخل الجنة منهن الا مثل الغراب الأعصم
“Sebaik-baik isteri kalian ialah yang penuh kasih, subur (banyak anaknya) dan taat terhadap suami, jika mereka bertakwa kepada Allah. Dan seburuk-buruk isteri kalian ialah yang bersolek dan sombong; mereka adalah munafik, yang tidak akan masuk surga kecuali seperti gagak yang kedua kaki dan sayapnya berwarna merah.” (HR. Al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra. Dinilai shahih oleh al-Albani)
Dikutip dari Al-Maktaba.org, bahwa penjelasan mengenai “Sebaik-baik isrti Anda adalah yang penyayang, subur atau produktif, dan taat kepada suaminya dalam ketakwaan kepada Allah SWT” adalah wanita yang penuh kasih sayang, lembut, tidak suka berselisih, dan taat kepada suaminya dalam tataran syariat Islam.
Sebaliknya, wanita yang menganut prinsip suka berselisih paham, menentang suami dan tidak menuruti perintahnya, berarti bukan dari wanita terbaik, melainkan dari wanita terburuk.
Adapun sifat al-muwasiyah yang berarti akomodatif dan menghibur dalam ketaatan kepada suami, ialah yang menghibur suami dengan dirinya sendiri dan dengan kata-katanya yang baik. Dalam sikapnya itu mengandung sifat rahmah dan kasih sayang. Ini adalah salah satu wanita terbaik, dan sifat-sifat ini dapat ditemukan pada wanita Muslim. Wanita ini berbuat demikian takut kepada Allah SWT.
Adapun wanita paling buruk adalah mereka yang suka berhias dan berimajinasi untuk penampilan dan peningkatan karakter. Demikian pula seorang wanita yang ingin memperlihatkan perhiasannya kepada orang lain, dia keluar dengan pakaian selain keluarganya. Ini adalah wanita yang paling buruk (keindahan imajinatif), dan mereka adalah wanita munafik.
Makna “seburuk-buruk istri kalian adalah al-mutabarrijaat”, yaitu wanita yang menampakkan perhiasannya pada lawan jenis selain suami dan non-mahram. Padahal Allah ta’ala melarang hal itu dan menilainya sebagai perbuatan jahiliyah.
Makna al-Mutakhayyilaat adalah wanita yang sombong. Berasal dari kata al-khuyala yang berarti al-‘ujb (bangga diri) dan al-kibr (sombong).
Dikatakan juga dalam hadits tersebut, wanita dengan tipe tersebut adalah wanita munafik. Maksudnya, memiliki sifat seperti sifat pada orang munafik.
Tipe manita ini juga disebutkan tidak akan masuk surga, dan diibaratkan seperti gagak a’sham. Yaitu burung gagak yang bersayap dan berkaki putih. Ada yang berpendapat gagak a’sham adalah gagak yang berkaki merah.
Maksud Nabi SAW adalah hendak menerangkan bahwa wanita mutabarrijaat sangat sedikit yang akan masuk surga. Sama seperti gagak a’sham yang wujudnya hampir tidak ada. Ini adalah makna kiasan untuk menunjukkan kelangkaan. Wanita tipe langka dalam surga ini, baru akan masuk surga, jika Allah memberinya taufik untuk bertaubat dan berhijab sempurna. (At-Tanwir Syarh al-Jaami’ ash-Shaghiir 6/27)
Pemilik paruh merah, yang kakinya merah, juga disebutkan jarang pada burung gagak. Maka tidak ada salah satu dari orang-orang ini yang akan masuk surga kecuali yang langka di antara mereka. Wallahu a’lam. (Aza)