Bagi mukmin, mendapatkan posisi terbaik di sisi Allah pada hari kiamat adalah cita-cita mulia. Bahkan bila perlu, ada yang lebih tinggi yaitu: keridaan Allah Ta’ala. Sebab, kelak pada hari kiamat ada orang-orang yang malah mendapat posisi terburuk.
Dalam penelusuran kitab hadits, di antaranya ada tipe 3 orang yang nantinya akan mendapat posisi terburuk di sisi Allah pada hari kiamat. Rinciannya sebagai berikut:
Pertama, suka berlaku keji sehingga dijauhi manusia. Nabi Muhammad pernah bersabda kepada Aisyah Radhiyallahu ‘anha:
إِنَّ شَرَّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ القِيَامَةِ مَنْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ شَرِّهِ
“Sesungguhnya seburuk-buruk kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kekejiannya.” (HR. Bukhari) Nabi dalam hidupnya selalu mencontohkan keluhuran akhlak dan budi. Beliau tidak pernah menampakkan wajah dan perilaku keji. Beliau ada sosok yang murah senyum dan selalu bersikap santun. A’isyah menggambarkan bahwa akhlak beliau adalah al-Qur`an.
Kedua, suami atau istri yang menceritakan rahasia keluarga.
إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ، وَتُفْضِي إِلَيْهِ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا
“Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada Hari Kiamat ialah seseorang yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia istrinya.” (HR. Muslim) Betapa banyak hari ini, utamanya di era digital suami atau istri menyebarkan rahasia rumah tangganya di media sosial. Bahkan, terlihat tidak merasa berdosa ketika menceritakan urusan ranjang di depan publik. Padahal, dalam Islam hal ini merupakan privasi yang perlu dijaga kerahasiaannya.
Suami istri menurut gambaran al-Qur`an laksana pakaian yang satu sama lain saling menutupi auratnya. Ketika aib keluarga sudah dijadikan konten dan konsumsi publik, maka marwah keluarga akan semakin terkikis. Dan ini jauh dari ajaran Islam. Maka tidak berlebihan ketika orang demikian kelak akan mendapat posisi terburuk pada hari kiamat.
Ketiga, memiliki ilmu tapi tidak mengamalkan. Yang ketiga ini bukan hadits Rasulullah tapi hanya sampai kepada sahabat yang bernama Abu Darda’.
إِنَّ مِنْ شَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَا يُنْتَفَعُ بِعِلْمِهِ
“Orang terjelek tempatnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang yang memiki ilmu, namun ia tidak mengamalkannya“. (HR. Darimi) Meski secara riwayat bermasalah, namun maknanya tetap bisa dipakai. Sebab betapa banyak dalam al-Qur`an yang menjelaskan celaan bagi orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan. Jadi, ketika kita tidak menginginkan mendapat kedudukan terburuk pada hari kiamat adalah dengan berusaha sekuat mungkin untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki.
Jadi, kelak orang yang akan mendapat posisi terburuk di sisi Allah adalah orang yang : berperilaku keji sehingga dijauhi manusia, suami-istri yang menyebarkan rahasia keluarga dan seorang alim yang tidak mengamalkannya. (MBS)