Al-Qur’an adalah mukjizat abadi. Al-Qur’an adalah Kitabullah yang kesucian dan kemurniannya dijaga langsung oleh Allah SWT. Tak seorang pun yang bisa mengubah, bahkan satu harakatnya pun atau tanda bacanya.
Al-Qur’an bukan hanya kitab suci ilahi yang diberkati, tetapi juga sumber pedoman bagi seorang Muslim dalam semua masalah kehidupan. Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, seperti Zabur, Taurat, dan Injil. Dia adalah mukjizat abadi, dan memiliki banyak nama.
Di antara nama-nama Al-Qur’an adalah Alfurqan yang artinya “Pembeda”. Al-Qur’an membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Allah Azza wa Jalla, Mahakuasa berfirman:
تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِۦ لِيَكُونَ لِلْعَٰلَمِينَ نَذِيرًا
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS Al-Furqan: 1)
Allah SWT juga berfirman:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok.”
Dalam surat Al-Anbiya, ayat 50, Allah Ta’ala berfirman:
وَهٰذَا ذِكْرٌ مُّبٰرَكٌ اَنْزَلْنٰهُۗ اَفَاَنْتُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ ࣖ
“Dan ini (Al-Qur’an) adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya?”
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Asy-Syuara, ayat 192-196:
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ – ١٩٢
Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam,
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ – ١٩٣
Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril),
عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ – ١٩٤
ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan,
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ – ١٩٥
dengan bahasa Arab yang jelas.
وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ – ١٩٦
Dan sungguh, (Al-Qur’an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu.
Al-Qur’an yang mulia diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam jangka waktu hingga 23 tahun. Wahyunya adalah untuk membawa orang keluar dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam. Perlu juga dipahami dengan baik untuk megetahui hikmah Allah SWT tentang kepastian hukum-hukum dalam Al-Qur’an yang mulia. Pengetahuan ini bermanfaat bagi umat Islam, agar mereka meningkatkan iman dan teguh dalam Islam.
Di antara kemaslahatannya juga bagi non-Muslim yang dapat membimbing mereka ke jalan yang lurus, dan sampai mereka memahami apa yang termasuk dalam syariat Islam adalah keadilan, pemenuhan kebenaran, dan penghapusan kebatilan.
Al-Qur’an yang mulia adalah Kitab Allah SWT yang diturunkan-Nya untuk membimbing seluruh makhluk-Nya karena di dalamnya terkandung hukum-hukum yang adil, akhlak yang agung, perintah-perintah yang bermanfaat, dan akhlak yang luhur, maka teks-teks, dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal tersebut mendesak para Muslim untuk banyak membaca Al-Qur’an.
Di antara hadits shahih yang mengajak untuk membaca Al-Qur’an adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi para sahabatnya.”
Untuk membaca Al-Qur’an ada tata kramanya, di antaranya adalah:
- Pembaca Al-Qur’an berada dalam wudhu, karena membaca Al-Qur’an adalah salah satu tindakan terbaik yang membuat seseorang mendekatkan diri kepada Penciptanya, tetapi diperbolehkan bagi mereka yang tidak berwudhu untuk membaca Al-Qur’an.
- Sebaiknya pembaca Al-Qur’an berada di tempat yang bersih dan suci untuk menghormati Al-Qur’an, dan untuk menghormati derajat dan kedudukannya, karena firman Allah SWT yang berfirman: “Seandainya Kami menurunkan Al-Qur’an ini di atas sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya rebah dan retak karena takut kepada Allah.
- Bahwa pria atau wanita Muslim, ketika membaca Al-Qur’an, rendah hati, tenang dan hormat, dan memulai bacaannya dengan mencari perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk, dan kemudian dengan basmalah dengan mengatakan Bismilllahirrahmani rahiim (Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang). Beginilah yang biasa dilakukan Baginda Rasulullah SAW dan kita wajib mengikutinya.
- Pria atau wanita Muslim merenungkan apa yang dia baca, karena refleksi, pencerahan, dan pertimbangan ini adalah tujuan membaca yang lebih besar, dengan menyibukkan pikirannya dengan makna dari apa yang dia baca dan menanggapi setiap ayat dengan perasaan, emosi, dan akal. Selain itu, memperbaiki suaranya dengan membaca tanpa merusak atau membuatnya terhindar dari martabat dan kesopanan yang harus dimiliki oleh pembaca dan pendengar Al-Qur’an. (Aza)