Ahibbaai fillah… Wahai para kekasih Allah. Melanggar perjanjian dengan Allah SWT memiliki banyak konsekuensi pada manusia. Karenanya, apa yang membuat orang durhaka kepadanya? Padahal Dia-lah yang menciptakan kita semua dan memberikan rezeki-Nya yang tak terhingga.
Ada banyak tanda-tanda bagi orang yang diterima amalannya di bulan Ramadhan. Di antara tanda-tanda diterimanya amalan adalah bahwa Anda melihat seorang hamba dalam kondisi yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
Karenanya, sayang jika semua amalan ibadah dan kesalehan itu hanya dilakukan di bulan Ramadhan. Selepas Ramadhan, kembali lagi pada kebiasaan yang jauh dari rahmat Allah SWT. Amalan orang yang berpuasa itu nyata.
Dia bergembira di hari fitrah. Dia memuji dan bersyukur kepada Allah karena telah menyelesaikan puasanya. Dia menangis karena takut bahwa Allah tidak akan menerima puasanya seperti para pendahulu yang menangis enam bulan setelah Ramadhan, meminta penerimaan kepada Allah.
Namun, ada juga orang yang memutuskan amalan kebaikannya di bulan Ramadhan karena tidak menjaganya setelah Ramadhan berlalu. Di bulan Ramadhan sedekahnya banyak, shalat dan puasanya maksimal, tetapi terputus setelah Ramadhan berlalu.
Nah, tanda-tanda itu ada pada orang yang kembali malas ke masjid untuk shalat berjamaan, padahal di bulan Ramadhan dia rajin. Setelah masjid-masjid dipenuhi jamaah dalam shalat Tarawih, yang merupakan sunnah, masjid kembali sepi pada pelaksanaan shalat lima waktu yang wajib.
Kegemaran shalat di masjid untuk shalat tarawih diganti dengan kesukaan kembali memenuhi mal-mal, bioskop, kafe, dan tempat lain untuk mencari hiburan. Jika demikian cara mengakhiri bulan, bukanlah itu tanda penerimaan, melainkan penyangkalan atas nikmat dan kurangnya rasa syukur kepada Allah SWT. (Aza)