Oleh : Eko P |
Indonesia termasuk salah satu negara dengan kebocoran data Facebook terbesar.
Indonesiainside.id, Jakarta — Facebook Messenger dikabarkan rentan terhadap ancaman keamanan, terutama mengenai privasi komunikasi antar penggunanya.
Menurut laman Gizmodo, perusahaan keamanan Imperva melaporkan adanya ‘bug’ atau celah keamanan yang memungkinkan pihak ketiga dapat mengetahui daftar nama orang-orang yang sedang terhubung di platform tersebut.
Meskipun celah itu ada dan tidak dapat mengetahui isi pesannya, namun menurut Ron Masas, celah keamanan ini tetap berbahaya karena menyakut masalah privasi seseorang.
“Bisa saja pihak ketiga membocorkan daftar nama orang-orang yang saling berkomunikasi, jadi ini bahaya,” ujarnya, Senin (11/3).
Data itu, lanjutnya, dapat disalahgunakan untuk menargetkan publik figur atau orang terkenal lainnya untuk diketahui, dirinya tengah berkomunikasi dengan siapa saja.
Atas temuan ini pihak Facebook membantahnya. Menurut mereka, celah keamanan ini ada, namun sebenarnya bukan di Facebook. Melainkan dari cara peramban menangani konten di sebuah web. Karenanya, Facebook telah meminta pengembang peramban untuk meningkatkan layanannya agar kasus serupa tidak terjadi.
Facebook juga menyatakan telah melakukan antisipasi dengan menutup ‘bug’ yang dilaporkan Imperva. Facebook juga mengingatkan bagi penggunanya untuk tidak terlalu khawatir peretas mencuri rahasia pribadinya.
Tahun lalu, Facebook mendapat sorotan dunia internasional lantaran mengalami kebocoran data, dimana sebagian penggunanya ke perusahaan pihak ketiga bernama Cambridge Analytica.
Bocoran informasi pribadi dari para pengguna facebook tersebut belakangan digunakan sebagai senjata untuk keperluan politik, dengan membentuk opini tertentu di jejaring sosial.
Jumlah sejatinya dari pengguna Facebook yang datanya bocor dalam kasus tersebut belum diketahui pasti, hingga Facebook merilis keterangan bahwa angkanya di kisaran 80 juta pengguna.
Indonesia termasuk salah satu negara dengan kebocoran data Facebook terbesar. Menurut Facebook, data milik lebih dari 1 juta pengguna media sosial tersebut telah bocor ke Cambridge Analytica. (EPJ)