Indonesiainside.id, Jakarta – Sumber daya manusia (SDM) masih menjadi persoalan pembangunan sains. Dimana pengembangan SDM bukan hal mudah, yakni harus ada minat terutama dari generasi muda agar bisa optimal dikembangkan.
Menurut Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka.BRIN) Bambang Brodjonegoro, minat generasi muda terhadap sains tidak datang begitu saja melainkan melalui proses.
“Harus ada unsur yang membuat sains bukan sesuatu yang menyusahkan. Tapi bagaimana menciptakan sesuatu yang menyenangkan lewat sains,” ujar Bambang dalam Launching Indonesia Science Expo 2020 di Jakarta pada Rabu (4/3).
Bambang menjelaskan, keberadaan kegiatan seperti Indonesia Science Expo (ISE) diperlukan untuk mengedepankan sisi menyenangkan dari sains. “Saya mendukung ISE untuk membangun budaya riset. Kita harapkan ISE mampu menumbuhkan bibit peneliti, inventor, dan entrepreneur berbasis iptek,” jelasnya.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2015, ISE menjadi sarana penting, yaitu membumikan sains dan hasil-hasil riset para peneliti maupun inovator yang ada di Indonesia agar masyarakat luas memahami pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.
“Tahun ini, ISE akan diselenggarakan pada 19-22 November 2020 di ICE BSD, Serpong, Tangerang Selatan,” kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko.
Dengan mengusung tagline “In-Fun-Ity Science Exploration”, ISE kali ini mengambil tema besar kegembiraan dalam mengeksplorasi sains. Diungkapkan Handoko, aktifitas sains harus diperkenalkan dalam bentuk yang lebih populer agar mudah dipahami.
ISE 2020 akan menampilkan sains dalam berbagai aktivitas seperti eksibisi hasil penelitian dari lembaga penelitian, perguruan tinggi dan industri, Science Movie, Science Show dan Talkshow, seminar dan konferensi internasional; temu bisnis, juga beragam kegiatan kompetisi ilmiah generasi muda di antaranya LIPI Young Scientist Award, Lomba Karya Ilmiah Remaja, dan National Young Inventors Award.
Selain itu, ISE juga akan menyelenggarakan Science Dating yang akan mempertemukan para peneliti dan inventor dengan perusahaan atau lembaga yang bersedia menjadi investor dan membantu merealisasikan karya sains mereka.
“Ekosistem harus dimulai dari ketersediaan platform untuk saling mengenal dan berinteraksi secara alami. Selanjutnya seperti tahun-tahun sebelumnya, konferensi ilmiah kembali menjadi rangkaian ISE 2020,” tutupnya.(EP)